Keempat, jangan terlalu protektif, mengatur anak secara berlebihan tidak baik untuk tumbuh kembangnya.Â
Keleluasaan berekspresi anak sesuai hobby dan bakat dipenuhi. Biarkan hobi dan bakat itu tumbuh sambil orangtua ajari pilihan-pilihan mencari uang di masa depannya.
Kelima, jangan menyalahkan anak, mendikte, mereka tak mandiri, tak bisa mengambil keputusan. Mereka akan menunggu mom-dad untuk memutuskan.
Misal, ketika ke warung. Kue A habis. Ia balik ke rumah, melapor kue A habis. Seharusnya bisa memutuskan alternatif kue B atau ke warung lain.
Keenam, jangan memberi kritik tidak dibarengi solusi. Kritik berlebihan membuat anak merasa salah besar. Mengkritik iringi dengan candaan.
Ketujuh, jangan mengungkit kesalahan anak. Ia merasa diremehkan. Diremehkan bisa berujung trauma. Psikis terluka. Biarkan masa lalunya jangan dibahas lagi.
Jangan mengungkit hal yang dilakukan untuk anak. Seolah menginginkan balas budi. Mengungkit membesarkan anak susah payah.Â
Kedelapan, kurang mengapresiasi anak karena apa yang diraih tak sesuai ekspektasi mom-dad. Mereka sudah berjuang dengan tubuh dan otak kecilnya. Berbasa-basilah mengapresiasi prestasinya.
Kesembilan, jangan terlalu menuntut sesuatu dari mereka. Buat rencana. Peta konsep apa yang mau mereka raih. Diskusi dengan mereka apa target mom-dad.