Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media Sosial, Wadah Persatuan Zaman Now (Bagian II)

26 November 2018   19:39 Diperbarui: 27 November 2018   04:52 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://blog.drumup.io/blog/4-tips-on-integrating-email-and-social-media-marketing-for-double-the-impact/

Persatuan tersebut terbentuk karena adanya sebuah solidaritas di antara generasi zaman now. Solidaritas apa yang membentuk persatuan tersebut? Durkheim (1893:83-85) menyatakan bahwa ada dua jenis solidaritas, yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik. 

Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang terbentuk berdasarkan persamaan perilaku antar individu. Sementara, solidaritas organik adalah sebuah solidaritas yang terbentuk berdasarkan perbedaan antar individu.

Dari kedua solidaritas di atas, penggunaan media sosial sebagai wadah persatuan akan membentuk solidaritas organik. Lalu, mengapa bisa begitu?

Penggunaan media sosial sebagai wadah persatuan menuntut adanya aktualisasi eksistensi individu zaman now sebagai preseden. Individu zaman now harus diizinkan untuk mengungkapkan keunikannya masing-masing sebagai suatu unit. Lebih jauh lagi, Durkheim (1893:85) menjabarkan bahwa solidaritas organik hanya dapat terbentuk jika masing-masing individu yang terlibat memiliki ruang ekspresi masing-masing, niscaya membentuk kepribadian masing-masing. 

Bertumbuhnya individualitas masing-masing anggota secara simultan membuat satuan generasi zaman now lebih mudah untuk bergerak secara bersamaan serta bersatu dalam harmoni. Aktualisasi Bhinneka Tunggal Ika, itulah kunci dari solidaritas organik.

Lalu, apa saja pengaruh positif dari solidaritas organik selain aktualisasi Bhinneka Tunggal Ika? Pertama, solidaritas organik mendorong individu untuk mengembangkan kepribadiannya masing-masing, as they see fit. Mengapa? Ikatan yang terbentuk antar individu (individual bond) sebagai hasil dari solidaritas organik menciptakan interdependensi di antara generasi zaman now. Interdependensi tersebut adalah hasil dari pertukaran berbagai ide, opini, dan berbagai konten lainnya di antara individu zaman now di media sosial. 

Akibatnya, pertukaran tersebut membuat mereka memiliki pandangan yang luas dan pemikiran yang terbuka tentang dunia di sekitarnya. Sehingga, mereka terdorong untuk mengembangkan kepribadiannya menuju arah kemajuan, sebagai reaksi dari pertukaran yang dinamis tersebut.

Kedua, solidaritas organik membuat generasi zaman now lebih mudah untuk memahami dan mencintai Pancasila sebagai sebuah cara hidup bangsa Indonesia. Mengapa? Solidaritas organik itu sendiri terbentuk dari penerapan konsep penggunaan media sosial yang Pancasilaistis dengan hasil berupa aktualisasi Bhinneka Tunggal Ika. Secara logika, tidak mungkin suatu konsep dapat diterapkan tanpa aktor yang melakukannya. Siapa yang menerapkan konsep penggunaan tersebut? Mereka adalah anggota generasi zaman now yang hidupnya tidak terlepas dari media sosial itu sendiri.

Akhirnya, ketiga pengaruh positif solidaritas organik tersebut mendorong kemampuan generasi zaman now dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Terdorongnya pengembangan kepribadian generasi zaman now akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, berdaya saing, serta penuh inisiatif. Dalam istilah lainnya, generasi zaman now menjadi bakal sumber daya manusia yang produktif. Sehingga mereka mampu memaksimalkan keuntungan daripada Bonus Demografi Indonesia 2025-2030, dan akhirnya membawa Republik Indonesia menuju cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur.

Kedua, terdorongnya rasa cinta generasi zaman now terhadap Pancasila sebagai cara hidup akan menjamin keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945 sebagai hukum dasar. Ini jelas adalah suatu upaya yang sangat penting dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Jika kita tidak Berpancasila, maka multikulturalisme di Indonesia akan membawa negara kepulauan ini menuju perpecahan dan perang saudara, seperti halnya Yugoslavia, masyarakat multikultural yang musnah karena gagal mempertahankan persatuan. Jika kita tidak mempertahankan UUD 1945 sebagai hukum dasar, maka Republik Indonesia itu sendiri akan musnah seketika.

Terakhir, aktualisasi Bhinneka Tunggal Ika melalui solidaritas organik akan menjaga wujud nyata dari keunikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pertama, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah republik dengan banyak suku bangsa, namun dipersatukan dalam satu bangsa; bangsa Indonesia. Kedua, Republik kita juga dengan bangga mengakui perbedaan sebagai sebuah keuntungan, bahkan meletakkannya sebagai dasar pijakan kaki burung Garuda; semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Terakhir, Republik kita juga menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama, bahkan mengakui lima agama dalam kehidupan bangsa Indonesia yang berketuhanan yang maha esa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun