Mohon tunggu...
Rapi Herisya
Rapi Herisya Mohon Tunggu... Guru Penulis dari Habang

Guru Penulis dari Habang, saat ini bertugas sebagai Guru Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 4 Lepar, sudah banyak tulisan Opini, Puisi, hingga Cerpen yang dimuat di media online maupun cetak. Saat ini telah melahirkan 1 buku dengan Judul (Mencetak Generasi Gemilang Di Era Digital). Sekarang sedang memproses Novel dan Kumcer (Kumpulan Cerpen)

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Menjemput Rindu (Bagian 2)

17 Februari 2025   00:53 Diperbarui: 17 Februari 2025   00:53 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi datang dengan embusan angin laut yang masih sama, membawa aroma asin yang kini mulai akrab dengan kehidupanku. Aku melangkah menuju sekolah, menyusuri jalan setapak yang biasa kulewati. Di kejauhan, anak-anak sudah berkumpul di halaman, bermain sambil menungguku datang.  

"Selamat pagi, Pak Guru!" seru mereka serempak.  

Aku tersenyum. "Selamat pagi! Sudah siap belajar hari ini?"  

Mereka mengangguk antusias. Melihat wajah ceria mereka, aku merasa sedikit lebih ringan. Setidaknya, ada yang menantiku setiap hari, meskipun bukan istri atau sahabatku.  

Hari itu, aku mengajar seperti biasa. Menulis di papan tulis, menjelaskan materi, dan sesekali bercanda dengan mereka. Tapi, pikiranku terus melayang ke tempat lain, ke rumah, ke kota seberang, ke istriku yang mungkin sedang sibuk dengan pasiennya.  

Saat istirahat, aku duduk di beranda kelas sambil menatap luas pemandangan laut. Ponselku masih sepi dari kabar mutasi. Aku mengecek pesan dari istriku.  

"Kamu sehat? Jangan lupa makan ya."

Aku tersenyum kecil, mengetik balasan. "Sehat, kok. Kamu juga jaga diri, ya."  

Aku tidak ingin membuatnya khawatir. Aku tahu dia juga merindukanku, sama seperti aku merindukannya. Tapi, aku harus bersabar.  

Malamnya, aku kembali duduk di depan rumah dinas, menikmati langit yang bertabur bintang. Kali ini, aku mencoba menguatkan hati. Mungkin bukan hari ini, mungkin bukan besok, tapi aku percaya, waktu untuk pulang akan tiba.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun