Gio tak mampu berkata-kata, hanya hatinya yang tiba-tiba berbisik.
Aku mencintaimu, Dinar. Seperti perumpamaanmu tentang dedaunan kering dan tanah basah. Tidak peduli siapa yang akan menjadi tanah basah ataupun dedaunan kering, yang terpenting, aku ingin mencintai dan dicintai setulus itu. Aku ingin kita dekat, sedekat takdir dedaunan kering dan tanah yang dibasahi hujan bersama.
Selalu tak ada jawaban dari pikiran dan perkataan yang hanya terdengar di hati, kecuali suara gesekan ranting pohon di atas mereka, yang tertiup angin, menjatuhkan daun-daun kering lagi.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI