Mohon tunggu...
Rani Febrina Putri
Rani Febrina Putri Mohon Tunggu... Bachelor of Food Technology | Fiction Enthusiast |

Penyuka fiksi dalam puisi, cerpen, dan novel. Hobi belajar dari buku-buku yang dibaca, orang-orang yang ditemui, lagu-lagu yang didengar, dan tempat-tempat yang dikunjungi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Cinta Sehelai Daun Kering pada Tanah Basah

22 Februari 2025   09:56 Diperbarui: 5 Maret 2025   15:20 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 ilustrasi: daun yang berguguran. (Sumber: Pixabay/Olga Fil)

**

Gio dan Dinar tiba di pemakaman umum. Gio dengan seribu pertanyaan di kepalanya, hanya mengikuti arah Dinar melangkah. Perasaannya mulai tidak enak. Apakah cinta pertama Dinar sudah meninggal?

"Assalamualaikum," Dinar mengucap salam sambil berjongkok di samping suatu makam, di bawah pohon bunga dahlia.

Deg. Gio langsung tidak bisa berkata-kata. Apalagi setelah ia membaca nama yang terpahat di keramik makam.

Erik Budiman.

Gio tahu betul, bahwa nama lengkap Dinar adalah Dinar Malik Budiman. Dinar tak pernah bercerita tentang bagaimana perasaannya selama ini ditinggal ayahnya. Gio terlalu takut untuk menanyakannya, karena takut Dinar menjadi sedih dan tidak ingin membahasnya.

"Aku ingin menjadi daun-daun kering ini, Gi."

"Kenapa?"

"Ia selalu ditakdirkan jatuh, ke tanah, ke makam ini. Meskipun ia juga bisa terbang terbawa angin, atau disapu orang dan dibuang, bahkan dibakar. Dia akan selalu tergantikan oleh daun yang baru, seperti terlahir kembali dari ranting dan pohon yang sama."

Gio terdiam.

"Aku juga ingin terus terlahir kembali untuk ditakdirkan berada di atas tanah basah ini. Berada di dekat Ayah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun