Mohon tunggu...
Rani Febrina Putri
Rani Febrina Putri Mohon Tunggu... Bachelor of Food Technology | Fiction Enthusiast |

Penyuka fiksi dalam puisi, cerpen, dan novel. Hobi belajar dari buku-buku yang dibaca, orang-orang yang ditemui, lagu-lagu yang didengar, dan tempat-tempat yang dikunjungi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Cinta Sehelai Daun Kering pada Tanah Basah

22 Februari 2025   09:56 Diperbarui: 5 Maret 2025   15:20 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 ilustrasi: daun yang berguguran. (Sumber: Pixabay/Olga Fil)

"Cinta pertama itu harus diperjuangkan, bro!" celutuk Rizi, lagi-lagi tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya. Ia hanya membenarkan posisi duduk, sambil menaruh puntung rokok di asbak.

"Kau tahu apa sih? Kerjaannya mempermainkan perempuan seperti game-game yang berkarat di ponselmu itu!"

"Daripada kau yang sibuk belajar, ikut lomba sana-sini, pengabdian sana-sini, sampai lupa kalau kau punya kodrat untuk jatuh cinta! Giliran udah ada cintanya, eh kagak berani bilang."

"Gimana aku mau berani bilang kalau aku tahu si Dinar itu belum move on. Sekarang ditambah pula gosip kalau dia suka sama suami orang. Makin pusing kepalaku ini."

"Sejak kapan kau pusing karena perempuan? Sejak kau kenal Dinar kan? Hahaha."

Gio tak menimpali lagi. Dia hanya mendengus kesal.

"Btw, itu bukan gosip ya, aku bilang sekali lagi nih. Pokoknya kalau itu terbukti benar, kau harus bayar aku ceban."

Gio hanya melirik sekilas. Tidak memperdulikan ucapan Rizi. Ia kembali berusaha memusatkan konsentrasinya ke laptop, melihat laporan praktikum yang menumpuk dan harus ia koreksi. D semester akhir ini, ia bukan lagi mengerjakan laporan, tapi mengoreksi laporan. Di sela-sela penelitian tugas akhirnya, ia sempatkan untuk menjadi asisten praktikum untuk mengisi waktu yang sebenarnya sudah penuh itu. Ia jejali saja. Dan kali ini, tak bisa dipungkiri bahwa sekian persen waktu yang harusnya ia fokuskan pada hal-hal perkuliahan, justru terisi oleh perempuan idamannya dan cinta pertamanya.

**

Esoknya, Gio bertemu Dinar di eskalator kampus, dari lantai 2 ke lantai 3. Perempuan itu sedang membawa tumpukan buku dari perpustakaan yang terlihat berat untuk perempuan sekurus dia.

"Din!" panggil Gio dari belakang punggung Dinar. Jarak mereka terpaut lima anak tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun