Kancil bahagia dengan proses dan keceriaan anak-anak yang menghidupkan kampung selama latihan di lahan kosong di tepi sungai berbau. Hasil lomba di Balai Kota bukanlah tujuan akhir, karena ia hanya ingin nama Kampung Item setidaknya pernah disebut dalam sebuah peristiwa di luar hal yang berurusan dengan kriminalitas dan masalah sosial perkotaan. Itu saja.
Gaya bahasa yang ada dalam movel ini adalah :
Majas Hiperbola
mengungkapkan sesuatu dengan cara yang berlebihan, bahkan sering tidak masuk akal. Kutipannya adalah “ Kancil, di kurus yang disasar itu, beda telak dengan Wanto, kakaknya yang bertubuh gempal, berkulit gelap, rahang menonjol.”
Majas Sarkasme
Majas sindiran yang yang menggunaan kata-kata berkonotasi kasar kepada corang lain. Kutipannya adalah “ itulah kenapa Wanto menjulukinya pecundang. Ya, selalu kalah. “ mending jadi badut aja sana,” ejek Wanto”.”
Majas Personifikasi
Digunakan untuk menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap seperti manusia.
“Mungkin karena aliran sungai berair hitam yang membelah kantong pemukiman ditengah kota itu. Atau, mungkin setire ada gelapnya masa depan warga kampung itu.”
Majas Simbolik
Gaya bahasa yang didalam kalimatnya menggambarkan sesuatu hal dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan mksuadnya.