Pernahkah kamu merasa begitu marah, kecewa, frustasi, malu, sedih atau dendam hingga rasanya seperti terjebak dalam lorong tak berujung tanpa cahaya. Dunia di sekitarmu seakan runtuh.Â
Semua adalah bagian dari emosi negatif yang kadang muncul tanpa diundang. Banyak orang menganggap energi atau emosi negatif sebagai musuh yang harus disingkirkan, memilih menahannya, meledakkannya, namun ada juga yang mengubahnya menjadi kekuatan.
Padahal sebenarnya, emosi-emosi ini sering membawa pesan penting. Kalau kamu bisa membaca pesannya dan mengolah energinya, justru bisa menjadi bahan bakar paling kuat untuk perubahan.
Konsep ini dikenal sebagai transmutasi energi, sebuah proses mengalihkan energi negatif menjadi sebuah kekuatan positif. Bukan dengan menekan atau mengabaikannya, tapi dengan mengenali, memahami, lalu mengolahnya menjadi dorongan untuk tumbuh dan bangkit.
Apa itu transmutasi energi? Mengapa itu penting? Dan bagaimana cara mentransmutasikan energi negatif menjadi kekuatan positif yang membebaskan? Karena pada akhirnya, hidup bukan soal menghindari rasa sakit tapi tentang bagaimana menjadikannya cahaya. Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu Transmutasi Energi?
Transmutasi energi adalah proses mengubah bentuk energi terutama yang bersifat negatif atau destruktif menjadi sesuatu yang positif, membangun dan memperkuat diri. Istilah ini awalnya dikenal di dunia spiritual, psikologi, dan fisika. Tapi dalam konteks keseharian, transmutasi energi artinya seni mengolah emosi negatif menjadi kekuatan batin.
Dalam buku best seller nya "Becoming Supernatural", Joe Dispenza menjelaskan bagaimana emosi, pikiran, dan medan energi dalam tubuh kita bisa diubah (ditransmutasi) menjadi energi tinggi (joy, love, gratitude) lewat teknik seperti meditasi, pengaturan emosi dan perubahan pikiran bawah sadar.
Sedangkan penjelasan Dr. David R. Hawkins, dari buku " Power vs Force", transmutasi energi terjadi ketika seseorang berhenti mengandalkan force dan mulai hidup dalam power.
Contoh seseorang yang semula marah dan mendominasi (force), lalu belajar menerima dan mencintai (power). Energinya berubah total, lebih tenang, kuat, dan menarik hal positif.