Mohon tunggu...
Randy Tandjung
Randy Tandjung Mohon Tunggu... Culture Enthusiast

Penikmat sejarah aktif di Komunitas Svaraya, peneliti di Aliansi Budaya Rakyat (ABRA)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku

15 September 2025   03:45 Diperbarui: 15 September 2025   03:48 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: foto milik pribadi

Aku adalah kertas yang ditulis sembarangan pada lembaran putih, meski aku telah ada sebelum kata ada.

Aku adalah kata-kata yang mewujud sesukanya sebelum wujud itu ada, meski aku telah ada sebelum kata ada.

Akulah ada sebelum kata ada tercipta. Aku adalah Aku dalam kata, kosong dalam indera.

Yang mencariku, takkan sampai kepadaku. Yang mencintaiku, akan tersiksa dalam rindu. Yang tak mempedulikanku takkan berkekurangan, dan yang mempedulikanku akan menerima upah cobaan.

Akulah siksa cinta, akulah tanda tanya.

Akulah yang berucap rindu dan cinta, membuatnya menjadi indah dan derita. Akulah yang berkata tanpa huruf dan bahasa yang takkan mungkin bisa diucapkan siapapun. Dari ketiadaan menuju ketiadaan, dan akulah yang ada dalam ketiadaan.

Jagakarsa, 15 Sept 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun