Mohon tunggu...
R Hady Syahputra Tambunan
R Hady Syahputra Tambunan Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

Pemerhati Politik Sosial Budaya. Pendidikan Bidang Hukum. Pengikut Gerakan Akal Sehat. Ex Relawan BaraJP / KAWAL PEMILU Pembelajar Tanpa Henti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dialektika Kekuasaan Sipil dan Militer Jilid 4: Tentara Nepal di Atas Angin, Kepala Polisi dan Buzzer-Senkom-Banpol Terjepit

17 September 2025   11:12 Diperbarui: 17 September 2025   11:28 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: wiki Iron Man

Di sisi lain, oligarki politik dan ekonomi yang sebelumnya bertumpu pada kepolisian kini harus menghitung ulang: apakah masih aman bergantung pada mereka, ataukah harus segera merapat ke orbit tentara dan perdana menteri

Kesimpulan dan Penutup

Dialektika kekuasaan sipil dan militer di Nepal selalu bergerak zig-zag. Pada jilid sebelumnya, kepolisian sempat tampil sebagai korban yang dibela publik, sementara tentara terancam framing media. Kini, situasi berbalik total: tentara unggul di ruang publik, kepolisian terjepit oleh isu kepemimpinan dan reformasi, sementara buzzer, Banpol, dan Senkom kehilangan daya gigit.

Perdana Menteri memainkan strategi ganda: di depan publik masih menjaga wajah kepolisian, namun pada level struktural memperkuat tentara. Hasilnya, dialektika sipil vs militer kembali condong ke militer.

Babak berikutnya akan sangat ditentukan oleh apakah perdana menteri benar-benar mengganti Kepala Polisi atau hanya menggunakan isu itu untuk melemahkannya secara bertahap. Namun yang jelas, untuk sementara, tentara Nepal sedang berada di atas angin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun