Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mantan Guru • S1 Bahasa dan Sastra Indonesia • Bergiat di Kembara Rimba dan Salam Semesta • Warga Gg. Mangga Garis Lurus

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mikrofon Kucing Lapar

24 November 2017   13:44 Diperbarui: 24 November 2017   15:23 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: vasare.wordpress.com

Mikrofon Kucing Lapar

Suaranya menggetarkan dinding kepalamu.

seorang pejalan yang pergi jauh

telah lama kehilangan rumah,

jalan-jalan tanpa piring dan selimut

tanpa sepatu

dan tubuhnya adalah kertas,

gedung sekolah di mana anak-anak

belajar bahasa,

memahami anatomi burung beo

dan tertawa dan menangis dan terjungkal bersama

pablo neruda

dan bertanya-tanya bagaimana dia bisa

melewatkan malam yang...

Jangan bicara omong kosong!

Dunia boleh sekarat, perutku tidak.

....menggempur orang jahat

dengan hujan komet

dan mimpi-mimpi yang kosong.

Berdering empat kali

Bunyi itu menjenuhkan

bulan ini langit memang tidak melahirkan

burung-burung

kupikir aku bisa istirahat sebentar

dan menyengat urat nadiku

dengan darah yang baru.

dalam suara itu

orang-orang tidak bisa melihatku

sedangkan selimut

menjadi semacam, planet baru bagiku.

Natural

Jam dinding mati di sana

begitu alami

kesepian di atas ladang tundra

melambai dan

membuka matanya

Kebiasaan buruk

Pakai topeng dan punya warna

keluar dari pintu

atau jendela

sementara mata dan hari sembunyi

di awan mendung

kota begitu ria dan pura-pura dibuat

awesome

Abu Desember

hujan dan abu mengapung di kamarmu; kabut,

melahirkan seekor burung yang jatuh dari langit-langit.

seorang anak ketakutan membuka teks-teks dongeng

di tahun berikutnya, sementara laut dan pasir berjatuhan

di atas bunga matahari yang tumbuh di kepalaku.

seorang ibu menyuapi satu sendok garam kepada anaknya,

menjilati keringatnya,

mengisap dan meneguk aroma lapar.

seekor kucing betina duduk di balik jendela,

ia melihat

pagi muncul dengan cahaya yang buram.

Bekasi, 134211

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun