Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Petualangan Lima Kucing Sekawan

16 Mei 2024   23:56 Diperbarui: 16 Mei 2024   23:58 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelima kucing ingin tamasya ke pantai (dokpri) 


Lima kucing sekawan memikirkan liburan. Mereka bosan bermalasan di kamar. Kalaupun main di luar, paling jauh pun di kebun punya tetangga. Di sana asyik banyak spot bisa untuk sembunyi dan guling-gulingan.

Kucing Pang yang paling banyak ulah, mengajak sepupu dan keponakannya main jauh ke seberang. Ia penasaran dengan pantai nun jauh di sana. Ia ingin memancing ikan. Siapa tahu ada ikan makarel segar yang bisa didapatkannya.

Pong yang gemuk dan doyan makan merasa cemas. Ia tak pernah pergi jauh selain halaman dan gang di depan rumah. Ia lebih takut lapar daripada anjing punya tetangga sebelah.

Pang menentramkan. Apa guna hidup jika tak merasakan petualangan. Hidup kucing sungguh singkat. Tujuh tahun saja sudah hebat. Empat tahun itu rata-rata. Kini ia sudah berusia dua tahun waktu manusia, usianya tinggal separuhnya.

Mari kita lihat dunia, ajaknya dengan gagah. Ia mengiming-imingi adik-adiknya ikan segar yang besar. Ia lupa selama ini hanya makan ikan yang telah direbus dan digoreng. Mereka tak bisa dan tak biasa makan ikan mentah.

Pang mengambil gerobak milik tetangga depan rumah. Bergantian dengan Pong ia mendorong gerobak yang berisi kucing-kucing yang lebih muda. Tujuan mereka ke pelabuhan.


Kelelahan, akhirnya para kucing numpang di bak mobil yang mengangkut air mineral. Lumayan, mereka sampai di terminal.

Kelima kucing merasa haus dan lapar. Pong, apalagi. Ia mau menangis dan ingin kembali. Akhirnya Pang mencuri telur gulung untuk dimakan berlima. Mereka masih lapar, tapi masih penuh antusias.

Sementara si Puspa kebingungan sampai di rumah. Tak ada kelima kucing menyambutnya. Hanya ada Cindil dan Samsudin, serta Opal. Cindil dan Samsudin baru bangun dari tidur siang hingga petang. Sedangkan Opal baru selesai patroli keamanan kucing.

Kelima kucing hilang. Puspa lalu menyebar wajah-wajah mereka ke grup percakapan sekampung dan juga ke para satpam. Poster-poster wajah kucing yang hilang menghiasi pos satpam dan tiang-tiang listrik. Ia nampaknya sangat cemas. Sedangkan ketiga kucing memutuskan waktunya makan malam dilanjut istirahat.

Para kucing menumpang bus. Mereka sembunyi di kolong bangku penumpang. Mereka ingin ke pantai tapi tak tahu arah. Pang yang mulai merasa tersesat, pura-pura tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun