Mohon tunggu...
Rama Yuda Irawan
Rama Yuda Irawan Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Verba volant, scripta manent

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk apa?

30 April 2025   16:45 Diperbarui: 1 Mei 2025   01:11 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Untuk apa aku merayakan puisi,
jika ia hanya berputar dan berdesakan
di antara kepala dan dinding kamar?
tak seberani "Aku"-nya Chairil,
yang membakar zaman pada masanya.
Lalu Rumi yang berbicara Tuhan dan cinta,
juga Sapardi,
yang membuat hujan jatuh
tanpa perlu alasan.

Puisi pernah menjadi jembatan
antara kota yang hancur dan hati yang belum pulih sepenuhnya,
menjadi sandi rahasia di tengah persekusi,
atau hanya pelipur
bagi mereka yang tak lagi punya tempat kembali.

Namun bagaimana dengan puisiku ini?
yang kutulis dengan tangan kosong
dan dikuasai ketergesa-gesaan.
Apakah ia hanya gema
yang akan hilang dalam ingatanmu?
atau cukup untuk menjadi dengung di telingamu?

Jika boleh,
ia mungkin mampu tinggal satu malam saja di kepalamu,
lalu pulang bersama pagi,
bukankah itu cukup?

Atau barangkali,
ia tak lebih dari sekedar omong kosong,
tapi siapa tahu,
baris-baris ini,
justru bisa mengetuk hatimu?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun