Beberapa tahun terakhir, laporan kesehatan menunjukkan fenomena yang cukup memprihatinkan. Jumlah anak muda yang mengalami gangguan ginjal semakin meningkat dari waktu ke waktu. Gejala ini tentu bukan muncul begitu saja, melainkan terkait erat dengan pola hidup yang terbentuk dalam keseharian.
Tentunya, sebagai anak muda pasti ingin hidup sehat tanpa takut gula darah naik. Namun, apalah daya apabila faktor ini mengintai.
Penyebab utamanya bukanlah sesuatu yang rumit, melainkan kebiasaan sederhana mengonsumsi minuman manis secara berlebihan. Kopi susu, boba, teh tarik, hingga minuman bersoda memang menawarkan rasa nyaman dan sensasi menyenangkan. Terlebih bagi kita yang tengah diliputi tekanan hidup maupun aktivitas padat.Â
Tidak jarang minuman tersebut dianggap sebagai "teman setia" di tengah rutinitas yang melelahkan.
Namun, di balik kenikmatan sesaat itu, terdapat konsekuensi serius. Tubuh manusia memang membutuhkan gula sebagai sumber energi. Akan tetapi, konsumsi gula yang melampaui batas justru menghadirkan dampak yang merugikan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa asupan gula harian sebaiknya tidak melebihi 30 gram atau sekitar enam sendok teh. Fakta di lapangan menunjukkan, satu gelas minuman kekinian dapat mengandung gula hingga dua kali lipat dari angka yang dianjurkan.
Kondisi ini menjadi peringatan bagi kita untuk kembali meninjau pola konsumsi harian, khususnya dalam hal minuman. Di sinilah air putih memiliki peranan yang tidak tergantikan. Ia bukan hanya berfungsi untuk menghilangkan rasa haus, tetapi juga menjaga kinerja organ vital tubuh, terutama ginjal, agar tetap optimal.Â
Kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk minum air putih sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal?
Bahaya Gula Berlebihan dan Pentingnya Air Putih
Tubuh manusia membutuhkan asupan cairan yang memadai untuk menjaga stabilitas fungsinya. Salah satu organ yang paling bergantung pada keseimbangan cairan adalah ginjal, yang memiliki tugas utama menyaring zat sisa metabolisme dari darah untuk kemudian dikeluarkan melalui urine. Ketika asupan cairan tidak tercukupi, proses penyaringan ini menjadi tidak optimal dan berpotensi mengganggu kesehatan organ tersebut.