Ia melenggang di taman senja,Â
Dengan sayap selembut mantra,Â
Menari di antara bayang cahaya, Meninggalkan bias dalam ruang sukma.
Tatap membatu di ujung desir,Â
Mengintai langkah di kelopak takdir,Â
Tiada sekat yang mampu menyingkir, Namun rindu mencengkeram getir,Â
Sebab ia tetap mustahil digapai takdir.
© Raihan Putra Pratama — All Rights Reserved
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI