Semua hanya berhenti di suatu kata "kukira ...."Padahal aku sebenarnya hanya sangat rindu
Rasa mencari senyum yang lama hilang digerus masa entah percuma
Tiada kata terucap sudah ;Lambaian tangan lelah lunglai Hanya doa tiada henti dikeheningan malam
Kau ukirkan sebaris pesan pada daun, Ketika senja mulai menangis dalam dekapan awan.
Maka akupun datang menagihmu/sebagai ketakjuban dan kelembutan cinta
meski kita sempat puja, kau aku telah saling menerima tiada.
Menguntai kata merengkuh makna Melebur subur seumpama tanya tiada purna Jatuh selangkah sempurna sahaja
Ah seandainya saja ada kita di bangku taman ituTentunya aku tak perlu membeku dalam dinginnya suasana
Apakah air mata mereka membuat mereka kembali rukun?
Tiada yang lebih mencekam dari temaram yang kelam, dan waktu yang berlari,
melangkah dalam kesendirian,Mencari arti dalam keheningan,Primadona yang tanpa panggung di tangan,
Bersama nama-nama pahlawan, kami janji takkan pernah padam.
Menemukan diri, menyadari. Pada pantul kaca, mata bertemu mata. Menduga telah bertemu.
Wanita tersayang kalian, hargai dia selagi masih bisa melihatnya
Tunjukkan kami jalan lurus Jalan orang beriman Penuh nikmat Selamat
Momen Mengunjungi Makam Keluarga Dalam Rangka Memperingati Hari Arwah 2 November 2024
Pagi yang dikepung kemarau Menuai panen jagung menjelang senja Sunyi menggumam angin barat
ingin merasakan cinta yang sederhana? Mari tenggelam dalam keindahan kata-kata dalam puisi. Temukan rasa cinta sederhana dalam setiap baitnya!
Bahwa aku masih hidup di langit yang sama meski ada atau tiada kamu di sisiku