Mohon tunggu...
Siti Rahma Yulia
Siti Rahma Yulia Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sastra Indonesia, Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Kenal, Jadi Nyaman

29 November 2020   21:45 Diperbarui: 29 November 2020   21:48 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Hah?! Eh, bentar aku liat dulu” ujarku kaget dan sedikit panik.

“Haduh, makanya jangan melamun mulu atuh hahaa.. mikirin apa sih? Kalo mau belok kamu bilang dari jauh ya jangan mendadak, oke?” ujarnya sambal tersenyum.

“Maaf ya tadi aku melamun” ujarku dengan rasa bersalah.

“Iyah gapapa kok santai aja kita mah, oke” ujarnya.

Setelah sampai di tujuan, dia masuk ke gedung seperti kantor dan mengambil amplop yang aku juga tidak mengerti itu isinya apa. Lalu dia buka amplop itu dan langsung mengabari temannya dan disitu aku binggung harus lakukan apa, ya sudah aku juga ikutan membuka ponselku yang sejujurnya tidak ada notifikasi dari siapapun.

“Ngapain buka ponsel juga? Kayak ada notifikasi saja.” ujarnya tertawa.

“Gapapa dong, memang nya kenapa masalah buat kamu?” ujarku sambal melirikan mata.

“Hahahaha, dasar perempuan” ujarnya geleng-geleng kepala.

Lalu akhirnya kita pulang, sebelum pulang kita mampir terlebih dahulu ke Minimarket untuk membeli minuman, habisnya aku haus di sepanjang perjalanan berbicara terus. Setelah selesai ishirahat sambil menghabiskan minum lalu kita lanjut perjalanan pulang. Di jalan mungkin dia bosan karena Jakarta macet kalau sudah sore maklum jam pulang kerja orang kantor, di jalan dia berteriak kencang sambil bernyanyi lagu James - Say You You Want Late Go dengan nada yang ala kadarnya yang membuat aku tersenyum dan tertawa. Langit sudah memunculkan jingganya kalau kata anak Indie mah disebut Senja. Ya, sekarang hari mulai berganti menuju malam. Karena angin yang cukup besar dan dia mengendarai motor dengan lumayan kencang, yang membuat aku nyaman dan mengundang rasa kantuk. Mungkin dia melihat dari kaca spion yang di arahkan ke belakang untuk melihat aku.

“Kamu jangan tidur” ujarnya.

“Aku tidak tidur kok ini matanya saja yang tidak bisa dibuka dengan sempurna, anginnya kenceng banget sih, akunya susah melek” ujarku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun