Keesokan harinya, pertemuan keduaku. Dia menjemputku di Stasiun dan pulang kuliah aku ajak dia ke rumahku. Sengaja aku ajak dia ke rumah, aku ingin tahu respon dia saat aku ajak ke rumah. Dan ternyata respon dia bisa memikat orang tuaku dengan obrolan santai yang dia lontarkan. Aku cukup lega karena respons dia cukup bagus. Akhirnya dia berpamitan pulang karena hari sudah mulai sore, dan pamit pulang dengan kedua orang tuaku. Hari itu cukup indah untuk di ingat dan aku senang.
Pada hari Kamis, tanggal 30 Oktober. Hari ini, hari terakhir dia Ujian Tengah Semester (UTS) kalau aku sudah selesai kemarin. Tiba-tiba ponselku berbunyi, tanda pesan dari seseorang masuk.
Dan ternyata dia, dia mengirim pesan “Hari ini kamu sibuk tidak?” balasnya. “Tidak kok, aku tidak sibuk emangnya kenapa?” balasku. “Temeni aku mau tidak?” balasnya. “Ke mana?” balasku.”Ke Pasar Senen di Jakarta, aku mau mengambil surat prakerinnya, kalau bisa izin dulu sama mama nanti kamu naik kereta turun di Stasiun Rawa Buntu nanti aku jemput di sana aku keluar kelas jam 1an. Oh iya, kamu jangan lupa bawa helm” balasnya. “Iya iya, aku bawa helm” balasku.
Dan akhirnya aku bersiap-siap dan berangkat ke Stasiun dan tidak lupa membawa helm. Setelah sampai di Stasiun Rawa Buntu, dia sudah menunggu di pintu keluar Stasiun.
“Kamu sudah izin sama orangtua kamu? Bagaimana izinnya?” ujarnya.
“Aku bilang mau mengantar kamu ke Jakarta” ujarku.
“Lalu diizinkan tidak?” ujarnya.
“Diizinkan kok tapi pulangnya jangan malam-malam” ujarku.
“Oke siap, kita ke sana pakai Google Maps ya, nanti kamu kasih tahu aku belok mana-mananya oke. Nih ponselnya kamu pegang” ujarnya. Dan aku pun menerima ponsel dia.
Saat ditengah perjalanan, aku sedang asyik melamun menikmati momen ini. Tiba-tiba dia membuyarkan lamunanku.
“Masih lurus apa belok kiri?” ujarnya sambal memelankan gas motor.