Memberi Validasi pada Luka yang Terabaikan
Sering kali, kita meremehkan rasa sakit sendiri dengan berkata, "Itu sudah lama," atau "Banyak yang lebih parah dari aku." Padahal, luka tidak bisa sembuh jika terus diabaikan. Memberi validasi pada rasa sakit masa kecil berarti mengakui bahwa perasaan kita saat itu nyata dan layak dipahami.
Ini bukan tentang mengungkit masa lalu, tapi tentang menghormati diri sendiri. Ketika kita bisa berkata, "Aku dulu tidak baik-baik saja, tapi aku berhak sembuh," saat itulah pemulihan bisa dimulai.
Itulah hadiah terbaik yang bisa kita berikan kepada anak dalam diri kita dan pada anak-anak yang tumbuh di sekitar kita.
Terapi Bukan Tanda Lemah, Tapi Keberanian untuk Sembuh
Banyak dari kita tumbuh dengan anggapan bahwa mencari bantuan berarti lemah. Namun dalam konteks penyembuhan trauma, mencari bantuan profesional seperti psikolog, konselor, atau terapis adalah bentuk keberanian.
Terapi seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT), EMDR, atau inner child healing terbukti secara ilmiah membantu memproses pengalaman traumatis dan membentuk pola pikir yang lebih sehat.
Kita berhak untuk memiliki hidup yang damai, dan tidak harus menanggung semuanya sendiri. Semakin kita pulih, semakin kita bisa menjadi tempat aman bagi orang lain terutama anak-anak yang masih tumbuh dan belajar mempercayai dunia.
Menjadi Dewasa yang Tidak Mengulangi Luka
Saat kita mulai sembuh, kita tidak hanya menyelamatkan diri sendiri, tapi juga memutus rantai luka antar generasi. Kita menjadi orang dewasa yang bisa berkata "maaf" pada anak, yang bisa mendengar tanpa menghakimi, dan hadir tanpa syarat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!