Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Babad Ikhwan Mistis: Susah Senang Tetap Goyang

9 September 2019   20:18 Diperbarui: 9 September 2019   20:30 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/DawnyellReese

Pertama-tama Ivan, Vey, Agi, dan Izal coba menunggui Ical di depan ruang kelasnya. Niat mereka jelas, mengajak Ical untuk ngopi di kantin. Sambil bersabar mereka menunggui Ical keluar kelasnya. Vey sesekali mendongkak ke kaca jendela kelas. Ia melihat di dalam Ical duduk di kursi belakang paling pojok, ia tampak tidak memperhatikan materi yang tengah dijelaskan oleh dosen. Kepalanya tertunduk dengan posisi tangan menggemgam gawai, dalam pantauan Vey, Ical malah sibuk memainkan gawainya, mungkin ia bermain game. Setidaknya asumsi Vey didasarkan pada posisi gawai Ical yang miring.

Vey lekas menginformasikan hasil intaiannya pada Agi, Ivan dan Izal

"Kode merah, Booyah!" Ujar Vey

Izal mengerenyitkan dahi, ia lupa makna kode pesan yang disampaikan Vey. Maklum pada saat pematerian intel saat pendidikan ia malah tertidur. "Maksudnya apaan Vey?" Tanya izal

"Eh lu sih tidur pas materi intel, maksudnya target nggak merhatiin dosen, sibuk main game Zal!" Jawab Agi ketus

"Coba deh gua liat ya!" Ivan kemudian mulai mendekati jendela, niat Ivan yaitu untuk mengonfirmasi hasil pengintaian Vey, perlahan lahan sambil berjinjit ia dekati jendela, kemudian ia berjongkok sambil memegang kayu jendela, sesaat kemudian ia mengangkat tubuhnya perlahan, sampai garis matanya lurus melihat dari kaca jendela ia mulai mengamati.

Dari kejauhan Agi dan Vey mewanti-wanti Ivan supaya berhati-hati, tentunya agar intaian mereka tidak disadari Ical. Pengamatan Ivan nyatanya memang mengonfirmasi keabsahan info dari Vey, Ical memang tidak memperhatikan pelajaran. Namun tidak lama, masih saat Ivan sedang mengamati, tanpa diduga pandangan Ical sontak mengarah ke arah jendela. Ivan jelas kaget, ia khawatir Ical melihat kearahnya.

Ivan agak terpelanting saking kagetnya. Apalagi dari dalam terdengar Ical suara Ical "Bu, maaf izin ke toilet". Kalimat itu semakin membuat Ivan panik tak karuan. Secepat kilat, bahkan dengan merangkak agar tidak ketahuan, ia mengayuh kaki untuk mendekati Agi, Vey dan Izal sambil berkata

"Mayday mayday, target coming out!"

"Hah?" Tanya Izal

"Target coming out!" Bisik Ivan dengan panik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun