Ketika ayah meluangkan waktu khusus untuk satu anak, si anak merasa diperhatikan secara personal, bukan sekadar bagian dari kelompok.Â
Kelekatan awal antara anak dan pengasuh utama membentuk pola relasi interpersonal jangka panjang. Meski awalnya difokuskan pada ibu, penelitian lanjutan menunjukkan bahwa kelekatan dengan ayah juga memainkan peran sentral dalam perkembangan rasa aman dan kepercayaan diri anak (Grossmann et al., 2002).
Banyak riset menunjukkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan punya efek positif yang signifikan pada perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak.Â
Misalnya, anak yang dekat dengan ayahnya cenderung lebih percaya diri, bahagia, dan punya kemampuan sosial yang baik (Hidayati, 2011; Irawan, 2024).
Ini karena ayah memberikan stimulasi yang berbeda dari ibu, seperti dorongan untuk eksplorasi dan kemandirian (Zubaedi, 2011).
Studi dari McHale et al. (2003) menunjukkan bahwa anak-anak yang dapat waktu eksklusif sama orang tua punya self-esteem lebih tinggi dan lebih jarang merasa iri sama saudaranya.Â
2. Komunikasi Jadi Lebih Dalam
Kamu pernah ngerasain kan, kalau ngobrol berdua sama anak kamu, dia lebih terbuka dibanding ketika ada saudaranya?Â
Penelitian Lamb & Lewis (2013) menyebutkan, interaksi satu lawan satu memungkinkan ayah dan anak ngobrol hal-hal yang lebih personal--seperti masalah sekolah, pertemanan, atau bahkan ketakutan mereka.
Kalau ayah punya banyak anak, waktu dan perhatian terbagi-bagi. Nah, punya satu hari khusus untuk satu anak bikin interaksi jadi lebih intens dan personal.Â
Teori paternal engagement dari Palkovitz et al. (2020) menegaskan pentingnya interaksi langsung dan berkualitas antara ayah dan anak untuk membangun ikatan emosional yang kuat.