Ia aktif banget di media sosial, pakai aplikasi khusus buat kampanye, dan bahkan bikin podcast mingguan "Mann Ki Baat" buat menyapa warga.
Komunikasinya sangat dikontrol, dengan pesan yang dirancang secara emosional dan nasionalistik.
Gaya Modi ini sejalan dengan teori Digital Populism (Gerbaudo, 2018)--Media sosial bukan cuma alat komunikasi, tapi arena pertarungan narasi dan simbol kuasa.
8. Prabowo Subianto (Indonesia): Menuju Era Baru?
Kembali ke Prabowo. Dialog terbuka dengan jurnalis ini bisa jadi sinyal bahwa ia ingin membangun hubungan yang lebih cair dan responsif dengan publik.
Kalau ini berlanjut, kita bisa melihat model komunikasi politik yang hybrid: gabungan antara gaya tegas-militer khas Prabowo dulu, dengan pendekatan naratif dan dialogis yang lebih kekinian.
Gaya komunikasi Presiden Prabowo Subianto ini dapat dipahami melalui teori Hybrid Media System (Chadwick, 2013)--Pemimpin modern harus bisa menggabungkan cara komunikasi tradisional (seperti media cetak atau pidato formal) dengan gaya baru yang interaktif dan digital.
Apa Artinya bagi Prabowo?Â
Gaya Prabowo dengan diskusi terbatas jurnalis mirip elite deliberative model (Fishkin, 1991)--dialog terkurasi untuk membangun narasi terkontrol.
Tapi, di era digital, apakah cukup? Sambil tetap mempertahankan format diskusi dengan para pemred sebelumnya, mungkin perlu kolaborasi gaya Chavez (dialog langsung ke rakyat) dan gaya Bukele (platform digital).
Konkretnya: Kalau dulu Chavez menggunakan Radio, mungkin sekarang bisa dengan live di media sosial.