Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis || Blogger Videomaker || Content Creator

Mantan jurnalis; videografer Media Asing New Tang Dinasty Television (NTDTV). Blogger lifestyle, suka menulis isu lingkungan, seni budaya, traveling, kuliner dan fiksi. Kompasiana Next Top Content Creator 2024 || Peraih Brst in Fiction Kompasiana 2014. Tinggal di Bogor. IG @rachmatpy Tiktok @rachmat_py

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kerat Lentera

20 Februari 2016   18:59 Diperbarui: 20 Februari 2016   19:57 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sebutir waktu hinggap padamu
menceritakan tentang depa-depa pelangi di paras-paras masa lalu
engkau yang bermimpi tentang surga rembulan
dalam cahaya-cahaya yang lama di lubuk penantian
 
aku penikmat tarian kunang-kunang
di kelam bantaran rumah-rumah pinggiran
yang melukis tentang luka pahit rejeki
diantara aroma-aroma para belang lelaki

kubunuh detik tiap malamnya
kurobek hiasan-hiasan mahkotaku di kepala
kupersembahkan cinta, antara ada dan tiada
semu namun apa daya, nyata
 
padamu, belia
kulantunkan tembang-tembang harapan tiada sirna
yang membelah-belah temaram di laju malam
dan lihatlah
di ranting-ranting gubuk kugantungkan dongeng-dongeng pelipur lara
di pucuk-pucuk ranggas kayu bertebarkan nyanyian pembunuh pilu
di lengan-lengan keringat berdesah, kualirkan doa-doa tercekat

padamu, belia
kusemayam dirimu di bawah payung-payung berlobang
yang menghalang buih-buih harapan di angan-angan
namun, dengarlah
rintik suara tarian hujan di ujung malam
tiada kebencian dalam basah yang menggigilkan
bahwa cinta ada
dalam nafas kita
di kerat malam berselimut jahanam lentera

***
Jakarta, 17 Februari 2016
@rahabganendra

Sumber gambar ilustrasi di sini

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun