Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyalakan Lentera Ilmu, Menyemai Cahaya Bangsa

2 Agustus 2025   05:24 Diperbarui: 2 Agustus 2025   05:24 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adi Hidayat Resmi Sandang Status sebagai Dosen Tetap di Universitas Pendidikan Indonesia (Dok. Portal Berita UPI)

Menyalakan Lentera Ilmu, Menyemai Cahaya Bangsa
“Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dengan iman hidup menjadi terarah. Dengan amal hidup menjadi berkah.” — KH. Hasyim Asy’ari

Oleh Karnita

Pendahuluan: Merayakan Keilmuan dalam Hening yang Bermakna

Langit Kota Bandung tampak cerah pada Jumat siang, 1 Agustus 2025. Di Auditorium lantai 5 Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, udara terasa berbeda: lebih hening, lebih sakral. Saat itu, sebuah pengumuman penting dilansir Humas UPI melalui rubrik Kabar Isola berjudul “Adi Hidayat Resmi Sandang Status sebagai Dosen Tetap di Universitas Pendidikan Indonesia”. Sebuah berita yang bukan sekadar kabar kepegawaian, tetapi simbol dari pertautan antara intelektualitas dan spiritualitas.

Ketertarikan penulis pada kabar ini berakar pada dua hal: sosok Ustadz Adi Hidayat yang selama ini dikenal sebagai dai intelektual dengan basis keilmuan kuat, serta langkah strategis UPI sebagai perguruan tinggi yang menyambut transformasi zaman dengan menyandingkan akademisi dan ulama. Keduanya menyimpan pesan bahwa pendidikan tinggi kini tidak cukup hanya cakap teori, tetapi juga harus tangguh secara nilai, berakar budaya, dan berorientasi pada kemajuan peradaban.

Relevansi penetapan ini tidak bisa dilepaskan dari urgensi penguatan SDM pendidikan di Indonesia. Di tengah tantangan degradasi moral, kehilangan orientasi hidup, dan banalitas media sosial, kehadiran figur seperti Ustadz Adi dalam ranah formal pendidikan tinggi menjadi harapan baru untuk menjembatani dunia akademik dan dunia dakwah, antara teks dan praksis, antara keilmuan dan keteladanan. Berikut adalah lima catatan penting yang bisa kita refleksikan bersama.

1. UPI dan Visi Pendidikan sebagai Jalan Peradaban

Penunjukan Ustadz Adi Hidayat sebagai dosen tetap bukan sekadar langkah administratif, melainkan representasi dari semangat UPI untuk menghadirkan pendidikan sebagai kekuatan perubahan sosial. Rektor UPI, Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, menekankan bahwa kualitas SDM adalah syarat mutlak kemajuan universitas. Artinya, UPI sedang menyusun ulang barisan akademiknya dengan standar moral dan intelektual yang lebih kokoh.

Dengan menjadi bagian dari SPs UPI, kontribusi Ustadz Adi tidak hanya akan menyentuh ruang kelas, tetapi juga membentuk iklim akademik yang inklusif dan kolaboratif. Kehadiran tokoh publik yang memiliki jaringan nasional hingga internasional memberi peluang bagi pengembangan kerja sama lintas institusi, baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini tentu sejalan dengan visi UPI sebagai kampus berdaya saing global.

Namun demikian, tantangannya tidak ringan. Mampukah institusi pendidikan tinggi menjaga independensi akademik sekaligus membuka ruang spiritual dalam tradisi ilmiah? Di sinilah UPI diuji sebagai institusi peradaban: bukan sekadar tempat belajar, tetapi rumah tumbuhnya karakter, adab, dan pemikiran kritis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun