Mohon tunggu...
PUTRI RIZKY S.C
PUTRI RIZKY S.C Mohon Tunggu... Lainnya - Salah satu Siswa SMP kelas 8 yang bersekolah di Strada MGM

writing short stories is a way of pouring out one's heart

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Akibat Game

17 September 2021   01:00 Diperbarui: 17 September 2021   01:07 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hallo semua. Salam sehat untuk semua ya...

Pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan artikel tentang cerpen yang sudah saya buat. 

Kali ini ceritanya tidak bedasarkan kenyataan (hanya imajinasi). Jika ada kesalahan saya dengan rendah hati meminta maaf atas kesalahannya. Terima kasih.

Enjooyyyy....

Akibat Game 

 

"Eh, anginnya kencang sekali, ya?” ucap Grace seraya menutup jendela ruang keluarga yang mengha dap ke taman. Angel, temannya, hanya menjawab dengan anggukan kepala. Hari itu, Grace sedang menginap di rumah Angel karena orang tuanya sedang ada pekerjaan di luar kota. 

“Angel, kamu kapan ngambil rapor?” tanya Grace lagi. Angel tak menghiraukannya, masih sibuk dengan per mainan di handphone.

“Angel... jawab, dooong...!” seru Grace. Angel lagi-lagi tak menjawab. Pandangan matanya masih saja menatap layar handphone. Tiba-tiba, Grace mempunyai ide. Kebetulan sekali Angel penakut.

“Angel, kamu tahu, enggak?” tanya Grace sembari merebut handphone Angel. Temannya itu mencoba mengambilnya kembali dari tangan Alsya, tetapi tidak bisa. “Apaan, sih? Sini handphone aku!” teriak Angel.

“Dengerin dulu ceritanya,” jawab Grace. “Kamu tahu, enggak, cerita tentang hantu dapur?” 

Angel menggeleng.

“Aduuuh, kamu ketinggalan zaman. Itu, loh, dia pembuat game yang paling bagus. Game itu dilengkapi sebuah koin emas. Biar game-nya bisa terlihat seperti keluar/nyata. Orang-orang ingin sekali mendapatkan koin emas itu untuk dijual. Karena koin emas di game kalau dijual harganya puluhan juta,” cerita Grace.

“Memangnya game-nya bagaimana?” Angel jadi penasaran.

“Ada perempuan sedang mencuci piring. Tiba-tiba, ada seseorang masuk dari pintu belakang di dekat dapur. Dia mengancam perempuan itu. Ternyata orang itu adalah orang suruhan perusahaan pembuat itu. Dia menginginkan koin emasnya. Perempuan itu melawan dan terbunuh,” lanjut Grace.

“Ih, jahat banget, sih, orang itu!” Angel ikut kesal. “Belum selesai ceritanya! Sebelum meninggal, perempuan itu bersumpah akan Membuat orang yang memainkan permainannya menjadi ketakutan!”

“Memangnya, gimana caranya?” tanya Angel yang penasaran.

“Pertama, ada yang mengetuk-ngetuk jendela. Kedua, lampu berkedap-kedip beberapa kali. Ketiga, lampu akan mati. Keempat, dia datang membawa lentera. Tangannya penuh dengan darah. Dan ... wuaaa...!” Grace melotot menakutkan.

Tok... tok... tok.....

Tiba-tiba ada suara ketukan di jendela. Mereka berdua ketakutan. Tak lama, jendela terbuka lebar. Angin kencang pun masuk ke rumah. Grace menyuruh Angel menutupnya. Karena Angel tidak mau, terpaksa Grace berlari untuk menutup jendela.

Suara ketukan terdengar lagi. Lebih kencang daripada sebelumnya. Ketakutan Grace dan Angel semakin memuncak saat lampu berkedap-kedip. Mati, menyala, mati, menyala, secara terus-menerus.

Duar...! Udara berembus kencang disertai suara geluduk. Petir menyambar. Hingga lampu pun padam.

Ketika itu, muncul sesosok perempuan dari dapur yang pintunya terbuka lebar. Perempuan itu memakai baju yang penuh darah. Rambutnya terurai pendek sebahu. Tangan kirinya memegang pisau. Tangan kanannya memegang lentera yang menyala bergoyang.

Grace dan Angel sangat ketakutan. Mereka berpelukan.

“Ja... jangan-jangan permainan yang aku mainkan itu bu... buatan dia!” seru Angel ketakutan.

Pada sunyinya suasana, Grace mencium bau yang tidak sedap. Seperti bau pesing.

“liih...! Bau apaan, nih?” ujar Grace.. Dia merasakan sesuatu yang basah. Ternyata, saking takutnya, Angel pipis di celana. “Kamu pipis dicelana, ya? Baju aku jadi kena pipis kamu, tahu!” kata Grace.

“Maafin aku, ya, Grace ... aku takuuut.banget”

Sosok perempuan itu semakin mendekat ke arah Grace dan Angel. Mereka semakin takut. Jantung mereka berdetak kencang.

“Aaaahhhh! Pergi ... pergiii... jangan ... jangan mendekat!” jerit mereka berdua ketakutan.

“Grace, Angel ini mama. Kalian kenapa?” ujar ibu Angel ambil meletakkan lentera di meja.

“mama...!” teriak Angel sembari memeluk ibunya.

Grace mendekat ke arah Angel dan berbisik, “jangan jangan hantu itu lagi nyamar jadi mama kamu!”

Mendengar perkataan Grace, Farah langsung melepas pelukan.

“Huahahaha... ya, benar! Aku hantu yang akan melahap kalian! Hahaha...!” mama membuka matanya lebar-lebar.

“Aaaaaaa...! Tolooong kamiii...! Mereka berdua langsung lari terbirit-birit dan ber sembunyi di kolong meja.

“hahaha... Grace, Angel, ayo keluar! Jangan takut, ini beneran mama!” mama tertawa geli sambil mendekati mereka.

“Kok, Tante bawa pisau segala? Terus itu ada darahnya?” tanya Grace penasaran.

“Tadi Tante lagi motong daging Sapi. Tiba-tiba lam punya kedap-kedip dan padam. Akhirnya, Tante buru-buru ngambil lentera dan lupa masih bawa pisau ini,” jelas mama Angel.

“ouhh... begitu. Hahaha!” Grace dan Angel tertawa.

“Angel, aku mengaku. Sebenarnya ceritaku tadi bohong. Aku hanya mengarang agar kamu ketakutan dan berhenti main game. Gara-gara aku, kamu jadi ngompol. Maafin, aku,” ucap Grace.

“Ih, jadi begitu?” sahut Angel. “Iya, deh, aku maafin. Jangan diulangi lagi, ya. Bikin takut saja!” Angel menepuk punggung Grace.

“Apa ? Angel ngompol? Hahaha...!” tawa Mama Angel. Pipi Angel merah, tersipu malu.

“Eh, tunggu dulu! Sepertinya ada yang salah!” seru Grace.

“Lampunya kedap-kedip karena mau mati lampu. Jendelanya kebuka gara-gara ketiup angin. Hantunya, ternyata Tante. Lalu, yang ngetuk-ngetuk jendela siapa?” Angel melongo.

“Pasti hantu beneran, hiii...!” Angel langsung menghambur, memeluk mamanya. Angel lupa kalau celemek mamanya kena bercak darah sapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun