Angel menggeleng.
“Aduuuh, kamu ketinggalan zaman. Itu, loh, dia pembuat game yang paling bagus. Game itu dilengkapi sebuah koin emas. Biar game-nya bisa terlihat seperti keluar/nyata. Orang-orang ingin sekali mendapatkan koin emas itu untuk dijual. Karena koin emas di game kalau dijual harganya puluhan juta,” cerita Grace.
“Memangnya game-nya bagaimana?” Angel jadi penasaran.
“Ada perempuan sedang mencuci piring. Tiba-tiba, ada seseorang masuk dari pintu belakang di dekat dapur. Dia mengancam perempuan itu. Ternyata orang itu adalah orang suruhan perusahaan pembuat itu. Dia menginginkan koin emasnya. Perempuan itu melawan dan terbunuh,” lanjut Grace.
“Ih, jahat banget, sih, orang itu!” Angel ikut kesal. “Belum selesai ceritanya! Sebelum meninggal, perempuan itu bersumpah akan Membuat orang yang memainkan permainannya menjadi ketakutan!”
“Memangnya, gimana caranya?” tanya Angel yang penasaran.
“Pertama, ada yang mengetuk-ngetuk jendela. Kedua, lampu berkedap-kedip beberapa kali. Ketiga, lampu akan mati. Keempat, dia datang membawa lentera. Tangannya penuh dengan darah. Dan ... wuaaa...!” Grace melotot menakutkan.
Tok... tok... tok.....
Tiba-tiba ada suara ketukan di jendela. Mereka berdua ketakutan. Tak lama, jendela terbuka lebar. Angin kencang pun masuk ke rumah. Grace menyuruh Angel menutupnya. Karena Angel tidak mau, terpaksa Grace berlari untuk menutup jendela.
Suara ketukan terdengar lagi. Lebih kencang daripada sebelumnya. Ketakutan Grace dan Angel semakin memuncak saat lampu berkedap-kedip. Mati, menyala, mati, menyala, secara terus-menerus.
Duar...! Udara berembus kencang disertai suara geluduk. Petir menyambar. Hingga lampu pun padam.