Ketika itu, muncul sesosok perempuan dari dapur yang pintunya terbuka lebar. Perempuan itu memakai baju yang penuh darah. Rambutnya terurai pendek sebahu. Tangan kirinya memegang pisau. Tangan kanannya memegang lentera yang menyala bergoyang.
Grace dan Angel sangat ketakutan. Mereka berpelukan.
“Ja... jangan-jangan permainan yang aku mainkan itu bu... buatan dia!” seru Angel ketakutan.
Pada sunyinya suasana, Grace mencium bau yang tidak sedap. Seperti bau pesing.
“liih...! Bau apaan, nih?” ujar Grace.. Dia merasakan sesuatu yang basah. Ternyata, saking takutnya, Angel pipis di celana. “Kamu pipis dicelana, ya? Baju aku jadi kena pipis kamu, tahu!” kata Grace.
“Maafin aku, ya, Grace ... aku takuuut.banget”
Sosok perempuan itu semakin mendekat ke arah Grace dan Angel. Mereka semakin takut. Jantung mereka berdetak kencang.
“Aaaahhhh! Pergi ... pergiii... jangan ... jangan mendekat!” jerit mereka berdua ketakutan.
“Grace, Angel ini mama. Kalian kenapa?” ujar ibu Angel ambil meletakkan lentera di meja.
“mama...!” teriak Angel sembari memeluk ibunya.
Grace mendekat ke arah Angel dan berbisik, “jangan jangan hantu itu lagi nyamar jadi mama kamu!”