Mohon tunggu...
Putri EkaSari
Putri EkaSari Mohon Tunggu... Karyawati

Semoga menulis menjadikan amal shalih yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Masalah terasa Berat, Just Talk to Allah

19 September 2025   04:32 Diperbarui: 19 September 2025   04:45 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku memandang lamat-lamat sajadah di hadapanku yg bermotif Ka'bah selepas solat malam. Tak terasa air mata menetes satu-satu. Membayangkan setiap inci kejadian yang terjadi hari ini..

Arrrgh.. rasa kesal, sedih, galau ku lampiaskan semua kepada Allah, Sang pencipta alam semesta. Ku serahkan seluruh gundah, ketakutan, dan rasa kecewa. Karena semua masalah ini bermuara kepadaNya, tempat segala hal bermula dan akan kembali.

Ku luapkan semua kepada Allah, beban di hati yang rasanya terlalu malu untuk dibagi kepada orang tua apalagi kepada teman. Alih-alih simpati malah nanti jadi bahan tertawaan karena tak bisa bertahan menghadapi kerasnya kehidupan. Hingga Aku pun terbiasa menahan tangis sekencang mungkin, takut orang lain melihat betapa rapuh dan lemahnya aku.

"Ya Allah.. kenapa hidup terasa sulit.. " kataku lirih sambil menengadahkan tangan, meminta Allah untuk menghilangkan amarah dan segala rasa.

Shalat malam adalah sesi terbaik menurutku untuk talk to Allah, berbicara pada Allah. Mengadukan seluruh beban di pundak serta charging, mengisi jiwa. Curhat kepadaNya, dengan keyakinan. Pasti Allah berikan jalan keluar dari setiap masalah yang ku miliki.

Meski ingin rasanya aku pun bertanya pada Allah. Dan bahkan jika boleh menggugat takdir, mengapa kehidupanku begitu terbatas seperti ini. Tak seperti orang lain yang memiliki banyak harta, bisa memiliki ini dan itu. Sehingga selalu terlihat gembira, bisa senang-senang sesukanya.

Begitu banyak pertanyaan, Mengapa? Kenapa? dan segudang pemikiran lain yang membuat ruwet di kepala.

Bagaimana tidak? Ketika semua masalah yang ada mengoyak hatiku, menyesakkan dalam dada. Dari mulai dimarahi bos di kantor, dimintai untuk mengerjakan kerjaan yang menumpuk yang harusnya bukan tugasku. 

Padahal gaji yang tak seberapa dari pekerjaan ini, telat pula di transfer oleh kantor, yah.. beginilah nasib karyawan kontrak, harus siap dengan segala situasi.

Ditambah lagi pengumuman dari dokter kantor selepas pemeriksaan rutin cek up tahunan. Membuatku laksana bagai disambar petir di siang bolong, hingga harus menegakkan pendengaran dengan seksama. Saat dokter menjelaskan mengenai penyakit yang tak sadar ku derita, Glaukoma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun