Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Enggan Bermain, Enggan Memelihara Endorfin

14 September 2020   19:36 Diperbarui: 15 September 2020   11:31 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak bermain. (Sumber: shutterstock via kompas.com)

Dikutip dari Alodokter.com, Hormon endorfin atau endorphin adalah zat kimia seperti morfin yang dihasilkan oleh tubuh dan secara alami memiliki peran untuk mengurangi rasa sakit serta memunculkan perasaan positif. Hormon endorfin diproduksi oleh kelenjar pituari dalam sistem syaraf pusat manusia.  

Ketika sedih atau stres, terdapat sebagian orang untuk menyendiri serta melakukan hal-hal yang negatif untuk bisa melampiaskan apa yang sedang dirasakannya. 

Padahal, sebenarnya didalam tubuh terdapat hormon endorfin yang bisa memunculkan energi positif. Hanya saja, hormon endorfin ini perlu untuk dipicu terlebih dahulu. 

Hormon endorfin inilah yang kemudian perlu untuk dipelihara. Dan pada anak usia dini, salah satu cara untuk dapat memelihara hal ini adalah dengan bermain. Salah satu cara tubuh untuk dapat memicu munculnya hormon endorfin, adalah melalui bermain.

Sampai pada pemikiran ini, memori yang terekam di otakku seketika berhenti. Seolah, sudah habis masanya untuk flashback. Aku dikembalikan ke kenyataan, dan aku mencoba menghubungkannya dengan apa yang sedang terjadi sekarang ini. Kondisi dimana semua hal berorientasi dari rumah. 

Rumah yang awalnya hanya sebagai tempat untuk berkumpul dengan keluarga, istirahat dan bercengkrama kini menjadi tempat all in one dari mulai disulap fungsinya sebagai sekolah, tempat mencari nafkah bagi sebagian orang dewasa, atau bahkan sebuah playzone sementara bagi anak usia dini tentunya. 

Kalau sebelum pandemi, anak masih bebas untuk keluar rumah dan bermain-main, apakah kemudian sekarang masih bisa? Untuk berangkat ke sekolahpun, seorang anak hanya mampu berangkat ketika mendapatkan izin dari orangtua dan hampir lebih banyak orangtua yang keberatan dan lebih rela untuk anaknya belajar dari rumah. 

Ketika berangkat sekolah saja tak boleh, apakah kira-kira anak akan mendapatkan izin untuk dapat bermain bersama teman-temannya diluar sana? Tentu, kemungkinannya sangat minim sekali.

Nah, lantas bagaimana sih cara agar dapat memelihara endorfin anak ketika sudah terjadi pada keadaan yang seperti ini? kalau dilihat saja, boro-boro bisa bermain dengan anak, orangtua saja sudah sangat kewalahan dan cenderung kesusahan untuk mengurusi segala keperluan rumah tangga. 

Ditambah, dengan kondisi dimana anak sudah sangat jenuh dengan keadaan sekolah yang sama sekali memperburuk keadaan. Tugas-tugas yang menumpuk dari sekolah dan memaksa untuk  segera diselesaikan, anak yang enggan mengerjakan, sampai pada orang dewasa yang terbawa emosi, resah pada keadaan hingga sering kali anak menjadi bulan-bulanan.

Menyikapi hal ini, aku memilih untuk 'curhat' kepada beberapa dosen kuliahku. Aku mencoba bertanya terkait tanggapan mereka dengan keadaan ini. Aku bertanya agar mendapat jawaban dari keresahan yang aku rasakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun