Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Enggan Bermain, Enggan Memelihara Endorfin

14 September 2020   19:36 Diperbarui: 15 September 2020   11:31 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak bermain. (Sumber: shutterstock via kompas.com)

Aku merasa perlu untuk bertanya tepat sasaran, dengan kondisi dosenku yang memiliki kewajiban untuk mengajar mahasiswa merangkap juga berkewajiban sebagai orangtua menemani anaknya belajar dari rumah.
Pertanyaanku begini ke beberapa dosen, 

"Perihal mengasuh anak dan menemani anak SFH nih Bu, Pak, biasanya yang ibu atau bapak lakukan buat ngembaliin semangat belajar anak buat ngerjakan tugas sendiri yaapa ya Bu, Pak? Soalnya kan biasanya ujung-ujungnya yaaa orangtua kalau engga marah ke anak,  ya orangtua yang ngerjain tugas anak?"

Lantas, rata-rata dosenku menjawab, 

"Kasih main aja yang banyak, AUD kan gak wajib belajar. Toh tujuan pembelajaran di masa pandemik gini tidak harus tercapai keseluruhan. Wong sekolah kok di rumah. Ya jelas gak optimal. Memaksa anak juga gak optimal hasilnya. Yang masalah itu, kalau anak malah jadi stress di usia yang tak seharusnya. Biarkan mereka bersenang-senang saja dan orangtua perlu untuk memfasilitasi itu semua." 

Ada pula dosenku yang menulis dalam sebuah artikelnya, yaitu "Dengan kondisi sekarang ini, bukan anak lah yang membutuhkan pemahaman, tapi justru mereka yang dewasa. Para orangtua yang sebenarnya sedang diuji tingkat kedewasaanya. Dewasa dalam menyikapi keadaan yang tengah terjadi."

Benar juga, memang ketika sudah terlalu berorientasi pada masalah, kita lupa untuk membahagiakan diri. Larut pada masalah, hingga lupa untuk memelihara nurani. Mengapa dikatakan perlu untuk memelihara nurani? Sebab, kalau hanya mengedepankan ketuntasan materi, tak akan ada ilmu atau kesenangan yang di dapat sama sekali. Khususnya pada anak usia dini. 

Oleh sebab itu benar saja, diperlukan cara dan pemaksaan juga untuk memelihara endorfin yang ada di dalam diri. Orangtua dan guru harus sadar dan mampu bekerjasama untuk pemenuhan hal itu. Salah satunya, ya dengan mengubah instruksi.

"Kalau gak selesai sekarang, ya dicoba lagi nanti. Kalau gak bisa hari ini, barangkali bisa besoknya. Gitu saja terus, dicoba sambil ajakin anak bermain biar seneng."

Dan kalau dibilang, bermain bukan hanya hal yang membuat anak senang, tapi yang mengajak bermain pun akan merasakan hal yang sama. Jadi, kalau diminta atau ditanya, kalau lagi bingung sama banyak beban pikiran nih, sebab tugas sekolah atau tuntutan rumah tangga. 

Coba ditanya lagi, kapan terakhir kali meluangkan diri untuk bermain dengan anak? atau kapan terakhir kali kita bermain-main di dalam rumah bersama keluarga? Tak perlu dijawab, hanya saja aku ingin memberi tahu bahwa jangan terlalu kaku, kalau lelah istirahat, kalau suntuk bermainlah dari rumah. 

Endorfin dalam tubuh juga perlu untuk dipelihara. Bila kamu merasa malu untuk bermain sebab sudah menjadi orangtua. Merasa sudah dewasa dan sudah memiliki anak, sejatinya kamu pun masih seorang anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun