Militer Indonesia memang salah satu yang terbesar di Asia Tenggara, dengan ratusan ribu personel aktif. Anggaran pertahanan juga terus naik, bahkan masuk tiga besar dalam belanja negara. Tapi jika dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah penduduk, sebenarnya masih terbilang moderat.
Yang jadi masalah sering kali bukan soal besar atau kecil, melainkan soal efektivitas. Banyak alutsista (alat utama sistem senjata) yang sudah tua, belanja yang tidak transparan, dan proyek besar yang rawan korupsi. Sementara itu, kebutuhan dasar rakyat di bidang kesehatan, pendidikan, dan pangan sering kali belum terpenuhi.
Pertanyaan tajamnya: apakah miliaran dolar untuk jet tempur baru lebih urgen dibandingkan memperbaiki gizi anak-anak atau mengurangi angka stunting?
Belajar dari Negara Tanpa Militer
Kita mungkin tidak bisa meniru mentah-mentah Kosta Rika atau Islandia. Namun, ada pelajaran penting: kekuatan sebuah negara tidak selalu ditentukan oleh jumlah tank atau pesawat tempur. Ada faktor lain yang bisa memperkuat kedaulatan: pendidikan yang maju, diplomasi yang aktif, ekonomi yang kokoh, dan masyarakat yang sejahtera.
Militer tetap penting, apalagi untuk negara sebesar Indonesia. Tapi jangan sampai militer menjadi satu-satunya simbol kekuatan. Justru ketika rakyat sehat, pintar, dan makmur, negara otomatis lebih sulit diganggu.
Dalam dunia yang makin kompleks, ancaman bukan hanya invasi militer. Perubahan iklim, pandemi, hingga serangan siber bisa melumpuhkan negara tanpa satu pun peluru ditembakkan. Inilah tantangan baru yang sering kali justru lebih berbahaya daripada perang konvensional.
Menuju Keseimbangan
Mungkin bukan soal punya atau tidak punya militer, tapi bagaimana menyeimbangkan. Indonesia butuh militer yang efektif, modern, dan bersih, tapi juga butuh investasi besar di bidang lain.
Bayangkan jika sebagian anggaran pertahanan bisa dialihkan untuk memperkuat riset teknologi, mengembangkan energi terbarukan, atau memperbaiki transportasi publik. Itu juga bagian dari pertahanan, karena negara yang maju ekonominya otomatis lebih kuat menghadapi ancaman.
Penutup