Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

36 Negara Tanpa Militer: Apakah Tentara Benar-Benar Penting?

23 Agustus 2025   08:15 Diperbarui: 22 Agustus 2025   15:50 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hormoni negara tanpa tentara - GeminiAI

Kedua, letak geografis. Negara-negara pulau kecil di Pasifik relatif aman karena jauh dari konflik besar. Untuk apa punya tank dan jet tempur kalau ancaman invasi hampir mustahil? Ancaman terbesar mereka justru perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut.

Ketiga, strategi ekonomi dan diplomasi. Kosta Rika memilih jadi negara yang fokus pada ekowisata dan lingkungan. Dengan reputasi sebagai negara damai, mereka justru menarik investasi dan wisatawan. Liechtenstein fokus jadi pusat keuangan. Dengan ekonomi stabil dan diplomasi kuat, ancaman perang terasa jauh.

Keempat, kehadiran negara besar di sekitar. Beberapa negara kecil mengandalkan "payung" negara tetangga. Contohnya Monako yang perlindungannya dijamin oleh Prancis. Atau Andorra yang keamanan dijaga bersama Spanyol dan Prancis.

Jadi, kunci mereka bertahan bukan karena militer sama sekali tidak penting, tapi karena mereka menemukan alternatif strategi keamanan yang lebih murah dan sesuai kondisi mereka.

Apa Artinya Buat Indonesia?

Nah, kalau kita bandingkan dengan Indonesia, apakah mungkin kita hidup tanpa militer besar?

Indonesia jelas berbeda konteks. Pertama, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan posisi strategis di jalur perdagangan internasional. Selat Malaka, Laut Natuna, sampai jalur timur adalah kawasan vital yang penuh potensi konflik. Tanpa militer, bagaimana mengamankan itu semua?

Kedua, sejarah panjang Indonesia menunjukkan ancaman nyata. Dari agresi kolonial, pemberontakan internal, separatisme, hingga terorisme. Kondisi itu berbeda jauh dengan Kosta Rika yang relatif aman dari ancaman eksternal.

Ketiga, posisi geopolitik Indonesia ada di tengah rivalitas negara besar, khususnya AS dan Tiongkok. Laut Cina Selatan yang berbatasan dengan Indonesia jadi kawasan rawan konflik. Militer yang kuat menjadi salah satu cara menjaga bargaining power.

Namun, pertanyaan yang layak diajukan adalah: apakah ukuran militer Indonesia saat ini proporsional? Apakah anggaran pertahanan digunakan secara efektif?

Apakah Militer Indonesia Terlalu Besar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun