Sepotong senja,
terjebak di bibir gelas kaca,
warnanya redup,
seperti rindu yang tak sempat pulang.
Kopi di meja
pelan-pelan kehilangan hangat,
tapi aromanya masih menyimpan percakapan
yang belum sempat selesai.
Di luar jendela,
langit menua dengan sabar,
sementara aku,
masih menunggu bayanganmu
turun bersama cahaya terakhir hari ini.
Namun kursi di hadapan
tetap dingin dan kosong,
seakan tahu,
tak ada langkah yang akan tiba malam ini.
Jarum jam berputar
lebih lambat dari biasanya,
setiap detik seperti luka kecil
yang mengingatkanku pada kehilangan.
Aku terus menunggu,
meski tahu penantian ini hanya bayangan,
seperti menunggu senja
yang tak pernah kembali ke pagi.
Dan akhirnya,
yang datang hanyalah sunyi,
menyelimuti ruang,
menggantikan namamuÂ
YANG TAK PERNAH PULANG.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI