Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepotong Senja di Antara Kopi yang Mendingin

22 Agustus 2025   21:00 Diperbarui: 22 Agustus 2025   07:46 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi  & roti - GeminiAI

Sepotong senja,
terjebak di bibir gelas kaca,
warnanya redup,
seperti rindu yang tak sempat pulang.

Kopi di meja
pelan-pelan kehilangan hangat,
tapi aromanya masih menyimpan percakapan
yang belum sempat selesai.

Di luar jendela,
langit menua dengan sabar,
sementara aku,
masih menunggu bayanganmu
turun bersama cahaya terakhir hari ini.

Namun kursi di hadapan
tetap dingin dan kosong,
seakan tahu,
tak ada langkah yang akan tiba malam ini.

Jarum jam berputar
lebih lambat dari biasanya,
setiap detik seperti luka kecil
yang mengingatkanku pada kehilangan.

Aku terus menunggu,
meski tahu penantian ini hanya bayangan,
seperti menunggu senja
yang tak pernah kembali ke pagi.

Dan akhirnya,
yang datang hanyalah sunyi,
menyelimuti ruang,
menggantikan namamu 

YANG TAK PERNAH PULANG.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun