Mohon tunggu...
David Olin
David Olin Mohon Tunggu... Pustakawan - Belum terlambat aku mencintai-Mu

Setiap kali menatap mentari, bulan selalu mendapat cahaya baru (IG: @david.usolin.sdb) Note: Semua tulisan dalam platform ini dibuat atas nama pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bedah Novel Arus Balik (Pramoedya Ananta Toer)

22 April 2022   08:00 Diperbarui: 22 April 2022   17:01 2478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Arus Balik memberi pesan penting bagi kehidupan berbangsa di zaman sekarang. Novel itu memberi suatu visi terhadap bangsa kita mengenai betapa pentingnya jalur laut di Nusantara. Jalur itu sudah menjadi incaran di masa lalu dan masih terancam hingga saat ini. Karena itu, Indonesia perlu mengubah cara pandang atas dirinya. Ia bukan lagi "pulau-pulau yang dikelilingi laut," melainkan "lautan yang ditaburi pulau-pulau".

Cara pandang semacam ini tidak dimaksudkan untuk bernostalgia pada kejayaan masa lalu. Sebaliknya, visi ini mengingatkan generasi penerus bangsa untuk menanamkan kesadaran kemaritiman yang kuat di dalam sanubarinya. Seperti kata Wiranggaleng, sekali jalur perdagangan terancam, bubarlah sudah kekuatan bangsa. Dengan kata lain, jalur perdagangan laut itu sama pentingnya dengan urat nadi.

Pesan lain yang bisa dipetik dari novel ini adalah betapa pentingnya persatuan bangsa. Persatuan itu dirongrong bukan oleh kekuatan dari luar, tetapi dari ambisi dan kepentingan diri sendiri. Wiranggaleng harus menunggu beberapa abad lagi hingga arus selatan itu tidak lagi menekan bangsa Indonesia, tepatnya ketika Indonesia memperoleh kemerdekaannya. Kini tugas kita sekalian sebagai warga negara untuk menjaga persatuan Indonesia.

Sumber:
 Denys Lombard, 1996, Nusa Jawa: Silang Budaya Buku 2 (Jaringan Asia), Jakarta: Gramedia
 Denys Lombard, 1996, Nusa Jawa: Silang Budaya Buku 3 (Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris), Jakarta: Gramedia
 Pramoedya Ananta Toer, Arus Balik: Sebuah Epos Pasca Kejayaan Nusantara di Awal Abad 16, Hasta Mitra (1995)

NB: Tulisan ini pernah dipresentasikan pada Kuliah Alam Pikir Indonesia, STF Driyarkara, 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun