PÂ Â Ignatius, seorang prajurit yang terluka di Pamplona, mengalami titik balik hidupnya ketika terpaksa berbaring lama. Di saat kesombongan duniawinya runtuh, ia justru menemukan cahaya Tuhan melalui bacaan "Kehidupan Kristus dan Kisah Para Santo". Ia menyadari bahwa kemuliaan sejati bukan dalam kemenangan perang, tetapi dalam pertobatan dan pelayanan. Seperti anak yang hilang dalam perumpamaan, ia bangkit dari keterpurukan dosa dan lari ke pelukan Bapa.
Proses pertobatannya tidak instan. Ia bergumul dengan keinginan lama untuk pujian dan kekuasaan, tetapi semakin ia menyerahkan diri pada Tuhan, semakin ia merasakan sukacita sejati. Ignatius belajar bahwa pertobatan adalah perjalanan harian, bukan sekadar peristiwa satu kali. Di Loyola, ia meletakkan pedangnya di depan patung Bunda Maria sebagai simbol penyerahan total.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa Tuhan sering memakai kegagalan atau penderitaan untuk menyentuh hati kita. Seperti Ignatius, kita diajak untuk jujur mengakui kelemahan dan membiarkan Tuhan mengubahnya menjadi kekuatan. Pertobatan sejati selalu berbuah pada tindakan nyata: Ignatius tidak hanya berhenti pada penyesalan, tetapi memulai hidup baru sebagai peziarah rohani.
Doa Devosi:
P&UÂ St. Ignatius, engkau yang mengalami belas kasih Tuhan dalam kegelapan luka dan penyesalan, doakanlah kami yang masih terbelenggu oleh kesombongan atau kepahitan. Bantulah kami untuk bangkit seperti engkau, dengan keberanian mengubah hidup demi kemuliaan Tuhan.
Bersama Bunda Maria, bimbinglah kami untuk meletakkan 'pedang' egoisme dan kebanggaan duniawi di kaki salib. Semoga pertobatan kami menghasilkan buah kasih yang nyata.Â
UÂ Â Amin.
Bapa Kami
Salam Maria (10x)
Kemuliaan
Terpujilah