Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tantangan Dan Peluang Pendidikan Inklusif Dalam Perspektif SDGs

8 September 2023   00:01 Diperbarui: 25 Maret 2024   00:03 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://pterraza.weebly.com/)

Pendidikan inklusif memungkinkan anak-anak dan remaja, termasuk mereka dengan disabilitas, untuk memahami dampak perubahan iklim dan belajar tentang tindakan yang dapat mereka ambil untuk mengurangi dampak negatifnya. Ini menciptakan generasi yang lebih sadar lingkungan dan berkomitmen untuk melibatkan diri dalam praktik berkelanjutan.

Selain itu, pendidikan inklusif juga menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, di mana siswa diajarkan untuk bekerja sama, berkolaborasi, dan menghargai keragaman. Hal ini sejalan dengan semangat kerja sama global yang diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim, seperti yang ditekankan dalam SDG 13. Siswa yang belajar dalam lingkungan inklusif lebih cenderung menjadi pemimpin yang memahami pentingnya bekerja bersama-sama untuk melindungi planet kita.

Dalam konteks SDG 13, pendidikan inklusif bukan hanya tentang memberikan pengetahuan tentang perubahan iklim, tetapi juga tentang membentuk pola pikir yang peduli terhadap lingkungan dan siap untuk bertindak. Dengan demikian, pendidikan inklusif berkontribusi pada pencapaian tujuan SDG 13 dengan menciptakan masyarakat yang lebih sadar lingkungan dan berkomitmen untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.

Peran Pendidikan Inklusif dalam Mengurangi Kesenjangan Antargenerasi dan Mendukung SDG 10 (Pengurangan Ketidaksetaraan)

Pendidikan inklusif memainkan peran yang signifikan dalam mengurangi kesenjangan antargenerasi dan mendukung pencapaian SDG 10, yaitu Pengurangan Ketidaksetaraan. Dengan memberikan akses pendidikan yang setara kepada semua individu, termasuk generasi yang lebih muda dan generasi yang lebih tua, pendidikan inklusif membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil.

Dr. Kofi Annan, mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyoroti peran penting pendidikan inklusif dalam mengatasi ketidaksetaraan antargenerasi. Ia pernah mengatakan, "Education is the key to addressing inequality between generations. When all generations have the opportunity to learn and contribute, we create a more inclusive society." 

Pendidikan inklusif menciptakan lingkungan belajar yang merangkul semua generasi, baik yang muda maupun yang lebih tua. Ini memungkinkan transfer pengetahuan antargenerasi, di mana pengalaman dan kebijaksanaan generasi yang lebih tua dapat disampaikan kepada generasi yang lebih muda, sementara generasi yang lebih muda juga dapat memberikan wawasan baru dan pemikiran segar. Dalam hal ini, pendidikan inklusif berfungsi sebagai alat untuk memerangi ketidaksetaraan antargenerasi yang seringkali timbul akibat kurangnya akses pendidikan bagi generasi yang lebih tua.


Selain itu, pendidikan inklusif juga membantu mengatasi ketidaksetaraan yang mungkin timbul akibat perbedaan latar belakang ekonomi, sosial, atau budaya antara generasi yang berbeda. Dengan memberikan kesempatan pendidikan yang merata kepada semua individu, termasuk generasi yang mungkin menghadapi ketidaksetaraan, pendidikan inklusif berkontribusi pada pencapaian SDG 10 yang berupaya untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam semua bentuknya.

Dengan demikian, pendidikan inklusif memainkan peran yang penting dalam mengurangi kesenjangan antargenerasi dan mendukung pencapaian SDG 10. Dengan memberikan akses pendidikan yang merata dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, pendidikan inklusif mempromosikan keadilan dan kesetaraan antargenerasi, yang merupakan aspek kunci dari upaya mencapai tujuan pengurangan ketidaksetaraan.

Penerapan Pendidikan Inklusif dan Peluang Ekonomi bagi Kelompok Marginal Sesuai dengan SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi)

Penerapan pendidikan inklusif memiliki peran yang krusial dalam memberikan peluang ekonomi kepada kelompok marginal, sesuai dengan semangat SDG 8 yang menekankan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Pendidikan yang inklusif memungkinkan semua individu, termasuk mereka yang mungkin dianggap marginal, untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk terlibat dalam ekonomi yang lebih luas.

Dr. Muhammad Yunus, seorang ekonom terkenal dan pendiri Grameen Bank, telah menyoroti hubungan antara pendidikan inklusif dan peluang ekonomi. Ia menyatakan, "Inclusive education is the foundation for inclusive economic development. It provides opportunities for all individuals, including the marginalized, to build a better future."

Pendidikan inklusif membuka pintu untuk mendapatkan keterampilan, pengetahuan, dan pendidikan yang diperlukan untuk mengakses pekerjaan layak. Ini melibatkan semua individu, termasuk mereka yang mungkin memiliki hambatan atau kondisi khusus, dalam proses pendidikan yang merangsang kemampuan untuk berkontribusi dalam ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun