Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Corona, Popularitasnya Bikin Hidup Jadi Gegana

31 Maret 2020   09:21 Diperbarui: 31 Maret 2020   09:31 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Corona....
Memori kelam lahir dari sana....
Tanpa nyana dia momok nomor satu mengerikan di dunia fana...

Mencekam, penyebarannya begitu masif, ekonomi dunia sontak lari tunggang langgang dibuatnya.....

Corona....
Oh, corona popularitasya bikin hidup jadinya gelisah, galau, merana....

Corona penghias headline segala nama berita.....

Media mana yang tak liput corona?
Begitulah hebatnya corona....

Gegara corona mematikan semua aspek kehidupan, tak terhingga lagi jumlahnya....

Corona...
Oh, corona kau buat hidup kita, kami, mereka gelisah, galau, merana....

Corona menjalar begitu masifnya dari satu orang-orang keras kepala....

Gila!...
Diperlakukan semena-mena....
Kecurigaan bermula karena corona...
Batuk disangka corona
Bersin pun corona
Ingusan jadinya corona
Demam dicap corona
Matipun disebeb corona....

ODP Corona hadirkan ancaman pengucilan tetangga juga saudara.....
Pacar, suami, istri terbelenggu duka corona.....

ODP tak ayal dikriminalisasi massa...
Jasadnya ditolak di mana-mana..

Luar biasa kengeriannya...
Virus corona musnahkan cinta dan cita-cita anak manusia....

Sementara, penjahat sesungguhnya merajalela, menjarah semaunya....

Pekerja, Pegawai, Buruh, Penjual sayur lesu semua....

Sama saja kena PHK, dirumahkan cuma-cuma begitu saja.....

Nganggur lah jadinya.....
Uang tak bisa membeli memori kelam bareng corona....

Pesta gagal semua..
Keramaian terganti kesunyian....
Hening, bak kota mati tanpa kehidupan dipaksa anti sosial sementara.....

Dari Corona semua petaka bermula
Sarana ibadah, sekolah, perkantoran, pabrik digembok sementara.....

Sebentar lagi bulan puasa tiba....
Lantas sampai kapan meredanya ini semua.....

Apakah corona itu karma atau kiamat dunia
Adakah wabah serupa sepulang bemgisnya corona???

Berdoa sajalah, hanya Tuhan yang mampu meredam bencana.....

Dasar Corona!!!

Entahlah.....
Biarlah Tuhan yang atur skenarionya......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun