Mohon tunggu...
Piccolo
Piccolo Mohon Tunggu... Hoteliers - Orang biasa

Cuma seorang ibu biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lubang Ukuran 2.5 x 1.5 Meter yang Kusiapkan Disampingmu

10 Oktober 2020   23:18 Diperbarui: 10 Oktober 2020   23:33 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yuda memang sudah mengenal Tia sejak masih sekolah, tapi Yuda tak pernah tau apa yang membuat Tia kehilangan Ibunya.

"Yud, Tia itu hanya anak kecil yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa. Kelak, berikan dia kenyamanan dan rasa aman yang tak pernah dia dapat sepanjang masa kecilnya."

Yuda tak pernah berpikir Tia menyimpan cinta yang tak disadari dirinya sendiri. Kali ini jelas Yuda tak akan melepaskan Tia. Dia sudah menyiapkan segalanya untuk mewujudkan mimpi Tia. Untuk menjadi seorang pengantin, berbalut gaun putih dengan rangkaian bunga baby breath kesukaannya.  Sudah dua minggu berlalu, Tia tak juga menunjukkan perkembangannya. Sudah dua minggu sejak Tia koma, Yuda tetap setia di samping Tia. Yuda sudah menyulap kamar Tia menjadi begitu indah, dengan bunga baby breath dimana-mana. Dia selalu bercerita dan berbicara dengan Tia, seolah-olah pemilik hatinya itu dalam kondisi wajar.

Yuda melihat-lihat indahnya hasil foto Tia. Sebentar, dia seolah-olah masuk ke alam masa lalu Tia. Seperti bisa menikmati kebersamaan dengannya pada setiap tempat yang pernah dia kunjungi. Kecintaan Tia pada alam lepas jelas terlihat. Jiwa penjelajahnya seperti selalu ingin bebas.

"Bangunlah, aku masih ingin membawamu ke satu tempat. Melihat matahari terbenam." Yuda berbisik lembut sambil membelai rambut Tia.

Yuda bisa melihat jelas ada butir air mata jatuh dari ujung mata Tia yang mulai terbuka lemah. Selemah apa pun Tia, matanya tetap bersinar. Mata yang sama yang belasan tahun membuat Yuda jatuh hati dan selalu gagal berpindah hati.

"Kemana?" Tanya Tia lirih. Sayup nyaris tak terdengar.

"Membaiklah dulu. Kelak, kau akan tau."

***

Aku tak pernah ingin mengantarmu ke sini. Tapi ternyata kali ini kau yang menentukan kemana kita harus berkencan. Baiklah. Walau pun aku rasa ini tak adil, setelah penantian panjangku. Tapi kau tau, aku bisa mendadak kehilangan egoku ketika berhadapan denganmu.

Yuda masih sibuk berbicara sendiri dengan nisan bertuliskan nama Tia. Pemandangan yang menyayat hati siapa pun yang melihatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun