Lihat. Betapa banyak tangis dan tawa yang mengukir jejak sepanjang jalan kenangan. Pun canda dan lara yang tertoreh di sana. Kita bisa berhenti sejenak lalu berjalan mundur untuk mengamati dari dekat jejak-jejak yang kita tinggalkan.
Mungkin di sana ada kepingan-kepingan mozaik yang harus kita susun bersama. Kepingan yang akan menjadi jawab dari pertanyaan dalam kepala hari ini. Mengapa kita masih bisa tegar menjalani ikrar yang diucapkan dengan tulus dari balik altar?
Atau kita bisa terus melangkah maju dengan peta jalan yang sudah dipatri keegoisan dalam kepala masing-masing. Terserah.
Tapi aku memilih berhenti sejenak. Bagaimana denganmu?
---
kota daeng, 14 januari 2022