Mohon tunggu...
Bayu Segara
Bayu Segara Mohon Tunggu... Administrasi - Lihat di bawah.

Penulis saat ini tinggal di Garut. 0852-1379-5857 adalah nomor yang bisa dihubungi. Pernah bekerja di berbagai perusahaan dengan spesialis dibidang Layanan & Garansi. Sangat diharapkan jika ada tawaran kerja terkait bidang tersebut . Kunjungi juga blog saya di: https://bundelanilmu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Seorang Petualang Kesepian dan Jatiluhur

18 Juni 2011   18:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:23 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepanjang perjalanan, motor dia pacu sampai mencapai limit. Ingin ia cepat-cepat untuk tiba di rumahnya. Melepaskan penat yang mendera seluruh tubuh. Keletihan yang terpancar dari ketidakpuasannya mendapatkan apa yang ia harapkan. Tangkapan ikan yang besar di danau itu.

Indahnya kota yang dilewati tidak terlihat, karena gelap telah menutupinya. Hanya deru mesin dan kilatan cahaya lampu yang melintas pandangannya. Sesekali kegelapan menyambut di jalanan yang tidak ada listriknya. Terpaksa ia kurangi kecepatan laju motornya, berhati-hati dari hal yang tidak diinginkan.

Akhirnya motor itu berhenti di depan rumahnya. Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Pas sekali dengan perkiraanya. Dengan langkah lesu iapun memasukkan tungganganya di garasi. Diangkutnya semua peralatan yang tadi menjadi beban sepanjang perjalanan hingga membuat pundaknya terasa sakit.

Niat untuk langsung tidur begitu kuat. Oleh karenanya ketika sudah mencuci muka, iapun membaringkan tubuhnya pada kasur. Sambil menunggu sang tidur datang menjemput, ia mengenang perjalanannya. Walau tak ada sesuatu yang istimewa baginya. Namun terbayar sudah rasa penasaran yang memenuhi hatinya.

Entah berapa lama dia menunggu, namun sang tidur belum juga menghampiri. Masih ada rasa menggumpal, yang berisi kekecewaan. "Besok aku harus ke laut", gumamnya. Diapun berpikir, hendak kemana. Akhirnya, Pelabuhan Tanjung Kait menjadi tujuannya esok hari.

Rasa kantuk mulai menggerayangi matanya. Tak lama iapun tertidur, diiringi dengan nyanyian dari radio kesayangannya. Seorang pria kesepian, terbaring dengan lelahnya di kota yang penuh dengan hiruk pikuk. Dimana keramaian ada di sekelilingnya, sungguh suatu ironi.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun