Mohon tunggu...
Bayu Segara
Bayu Segara Mohon Tunggu... Administrasi - Lihat di bawah.

Penulis saat ini tinggal di Garut. 0852-1379-5857 adalah nomor yang bisa dihubungi. Pernah bekerja di berbagai perusahaan dengan spesialis dibidang Layanan & Garansi. Sangat diharapkan jika ada tawaran kerja terkait bidang tersebut . Kunjungi juga blog saya di: https://bundelanilmu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Seorang Petualang Kesepian dan Jatiluhur

18 Juni 2011   18:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:23 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Entah dia yang aneh atau keadaan yang aneh. Ternyata di sekeliling danau ada perkampungan. Dalam pikirannya, Jatiluhur adalah sebuah danau yang dikelilingi oleh hutan-hutan dan gunung. Ternyata benar kata Kato. Kita tidak akan pernah tahu suatu hal, jika kita tidak bergerak. Ini bisa dibuktikan dengan keadaan yang terlihat saat ini.

Orang ini ramah menyapa, ketika dia berhenti di ujung jalan karena terhalang portal. Dia menawari untuk memancing ke pulau. Biaya yang dikeluarkan 50 ribu untuk sekali jalan saja. Sungguh biaya yang sangat mahal. Setelah ditanya lebih jauh, karena dia sendiri saja, sedang jika dia datang bersama rombongan, bisa ditawar secukupnya.

Ragu-ragu pertamanya. Coba jangan, coba jangan. Akhirnya rasa penasaran mengalahkan mahalnya harga perahu. Namun dia meminta tarif itu disesuaikan saja. Pilih tempat yang mana saja yang tukang perahu tahu. Yang penting dengan uang segitu, dia bisa bolak-balik pergi memancing.

Akhirnya terjadi kesepakatan. Diapun diantarkan oleh tukang perahu ke tempat yang dituju. Perjalanannya kurang lebih 10 menit. Sebuah rakit di sisi danau. Namun tidak ada rumah di pinggir. Yang ada adalah bukit dengan pepohonan.

Nyaman juga rasanya duduk di sini, pikirnya. Melihat tenggelamnya matahari dan mendengarkan suara-suara yang berasal dari hutan. Cukup 15 menit, dia mempersiapkan peralatan. Setelah beres, dilemparkannya alat pancing. Sambil menunggu, matanya tampak berkeliling melihat pemancing lainnya. Tampak disebelah kiri dan kanan berjejeran mereka yang sedang mencoba meraih peruntungan. Di depan mereka, segala macam pancing tampak tergeletak di tempatnya tertata rapih.

Gugusan bukit di barat mulai meremang. Tampak matahari telah menempel di pucuk pepohonan. Tanda senja sebentar lagi akan menyapa. Ombak mulai kehitaman, walau derunya masih menerpa rakit tempat ia bernaung. Seakan menggoda, "Hai apakabar sobat. Kamu baru ke sinikah?"


Ketika kegelapan datang menghampiri, ia mulai jenuh. Tak satupun ikan menghampiri kailnya. Hal yang membuatnya resah. Diiringi dengan angin dingin yang mulai menusuk, mencoba menerobos di sela-sela jaket yang ia rapatkan, kebosanan sedikit demi sedikit tumbuh.

Orang-orang yang mengisi perahu dengan deru mesin diesel sudah mulai menghilang. Meninggalkan kesunyian. Sedangkan ia membutuhkan mereka. Karena tidak ada perbekalan yang cukup. Di dalam tasnya hanya ada air minum. Ini suatu kesalahan, melewati malam di tengah danau tanpa makanan.

Maka diapun mengambil handphonenya. Tampak ia melakukan panggilan. Tak lama kemudian terdengar suaranya "Mang, jemput saya kembali. Tidak betah". Ditutupnya kembali telepon itu ketika sudah mendapatkan jawaban yang memuaskan hatinya.

Perahu itu datang menjelang Isya. Ia tampak kesal dengan nelayan tersebut. "Ah kenapa kamu datang terlambat. Padahal aku sudah menunggu selama 2 jam. Memuakkan sekali," batinnya menggumam.  Kata-kata itu sebelumnya ingin ia ucapkan terhadap nelayan tersebut. Namun, ketika ia melihat perahu itu sudah datang, hilanglah amarahnya.

Akhirnya iapun mendarat. Sumringah tampak di raut mukanya. Tiba di tempat ia memarkirkan motor, bergegas ia membayar biaya parkir. Setelah dirasa beres, motorpun melaju dengan tenangnya. Jakarta, malam ini akan kedatangan seorang penghuninya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun