Mohon tunggu...
Christian Rahmat
Christian Rahmat Mohon Tunggu... Freelancer - Memoria Passionis

Pembelajaran telah tersedia bagi siapa saja yang bisa membaca. Keajaiban ada di mana-mana. (Carl Sagan)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Matinya Sang Raja

1 Agustus 2019   17:54 Diperbarui: 1 Agustus 2019   17:59 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka yang tadi menyerukan kerelaannya untuk mendonorkan ginjalnya pada Raja juga melakukan hal yang sama dengan alasan mereka masing - masing. Alhasil, melayang - layanglah sehelai bulu itu tanpa pernah mendarat di kepala siapa pun.

Maka, sedihlah hati Raja melihat sikap rakyatnya itu. Dengan murung dan putus asa, ia masuk ke istana, duduk di singgasananya, dan mati.

Keesokan harinya, seluruh rakyat di negeri yang subur itu memulai kehidupan baru dibawah kepemimpinan raja yang baru, seorang raja bertangan besi dan tanpa kasih. Bahkan, tak sedikit pun waktu yang diberikan kepada rakyat itu untuk sekadar menangisi dan meratapi kepergian Sang Raja yang baik hati itu.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun