Karyawan tipe III atau pengamat ini juga berpotensi untuk menjadi tosik dilihat dari karakternya yang cenderung hanya jadi provokator saja di lingkungan kerja.Â
Karena kemampuan berkominikasi dan mempengaruhi orang lain, bisa merusak sistem kerja di kantor maka pimpinan perlu waspada. Padahal sebetulnya dia pemalas dan tidak ingin kerja keras.
Beda dengan karyawan tipe I dan III serta karyawan tipe II dan IV ini merupakan asset kantor yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan.Â
Meski karyawan tipe I mempunyai kemampuan yang rendah, tetapi semangat kerjanya tidak diragukan lagi. Karyawan yang tidak fokus mudah dibina dan dikembangkan karema motivasi bekerjanya tinggi.Â
Hampir semua pimpinan organisasi atau kantor tentunya ingin karyawannya professional bisa bekerja secara autopilot tidak perlu banyak perintah. Tetapi seperti yang saya sampaikan sebelumnya, jarang ada kantor yang karyawannya professional semua, lazimnya sebuah kantor memiliki 4 tipe karyawan.
Apakah karyawan tosik bisa berubah?
Tanggapan pertanyaan ini beragam, ada yang berpendapat sulit mengubah karyawan toksik menjadi karyawan yang baik karena itu merupakan watak yang dibawa sejak lahir. Sedangkan pendapat yang berbeda mengatakan watak seseorang bisa berubah karena lingkungan atau pendidikan.Â
Sebagai seorang pemimpin yang baik tentunya harus berpikiran positif bahwa seseorang bisa berubah lewat pendidikan atau pembinaan.Â
Pengalaman saya pribadi sebagai pimpinan sekolah menengah pertama negeri selama lebih dari 12 tahun di 3 sekolah yang berbeda, akan membagikan tips mengenai cara menghadapi karyawan toksik. Berikut ulasannya:
Lakukan pendekatan personal
Jika Anda pemimpin baru, tanyakan pada pimpinan lama kepribadian setiap individu atau mempelajari file pribadi masing-masing karyawan yang biasanya disimpan di kantor.Â
Untuk memastikan kebenaran infomasi yang diterima, sebaiknya meminta informasi tambahan pada karyawan yang berbeda.Â