Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

AHY sedang "Ambyar"

9 Maret 2021   14:42 Diperbarui: 9 Maret 2021   19:15 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: tribunnews.com

Lagi seneng menjadi pusat perhatian, konon survey menyebut mereka sedang mulai menanjak, eh malah kalah dengan gosip percintaan ala sinetron. Pelakunya kog ya dilalah Kaesang. Anak Jokowi. Kan makin pedih tuh. Benar-benar sempat senyap tenggelam oleh kisahnya Kaesang.

Pun pada sisi lain, media sosial malah dibanjiri dengan gambar, berita, dan pembicaraan Gibran, anak Jokowi lagi yang sedang mencoba menjadi pemimpin  kelas kota. Dua hal yang ditaampilkan dengan cukup gencar oleh netizen. perhatian Gibran langsung pada lapangan. Banjir yang terjadi, ia datangi. Nah berpayungnya ini menjadi fokus, bagaimana ia memegang payungnya sendiri. Disamakan dengan bapaknya.

Kebiasaan Gibran yang ternyata sama dengan Jokowi, membungkuk kepada orang yang lebih tua dan atasan. Hal yang lagi-lagi menyita perhatian publik dari sekadar pembicaraan AHY dan KLB.

Peletakan batu pertama masjid bantuan UEA, pasti terdengar dan terbaca oleh SBY dan AHY. Kog yo ndilalah, kersaning Gusti Allah, momennya pas banget. Tentu dua hal ini bukan kog serta merta seperti anak kecil yang meri dan kemudian tantrum, tidak demikian.  tentunya membuat masgul, merasa sedih, dan tidak nyaman.

Pembicaraan yang sangat kontras. Padahal  mereka fokus pada "kesalahan" Jokowi. Pada faktualnya peembicaraan Jokowi dan anaknya jauh lebih positif. Kondisi yang menyakitkan tentu saja. Apa yang dimaui tidak kesampaian.

Mainan AHY, yati menjadi ketua umum partai politik itu masih sangat baru. Setahun belum ada. Kesalahan itu tidak pada AHY, tetapi SBY. Penurunan suara belum bisa disematkan pada AHY. Pilkada langsung itu tidak bisa menjadi tolok ukur. Wong isinya bisa ke mana-mana. Koalisi juga menentukan. Sama sekali bukan ukuran yang bisa dijadikan patokan.

Kegagalan suara turun terus ada di tangan SBY. AHY baru menjabat. Benar bahwa ada yang kecewa, dan itu sebenarnya juga normal kog. Ini soal penyelesaian. Karena cenderung dipolitisasi, jadinya luar biasa. Padahal tidak diperlakukan demikian bisa juga.

Ambyarnya AHY itu karena SBY.  Hal yang wajar dibesar-besarkan. Apalagi jika melihat Gibran dengan kinerjanya. Gamblang terlihat mana yang pekerja dan mana yang perlu pembuktian lagi. 24 masih jauh kog, masih ada waktu untuk perbaikan diri.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun