Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia dalam Kaca Terbalik

4 September 2025   18:23 Diperbarui: 4 September 2025   18:23 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun berbeda dengan kecoa atau semut, manusia punya kesadaran. Kita bisa memilih untuk berhenti menjadi hama dan mulai menjadi penjaga kehidupan. Indonesia yang 80 tahun merdeka seharusnya tidak lagi terjebak di bawah kaca ketidakpastian. Kita harus memecahkan kaca itu dengan sistem yang tegas, kepemimpinan yang berani, dan budaya yang bermartabat.

Jika tidak, mungkin benar kata satire itu: Sang Pencipta hanya tinggal menunggu waktu untuk mengambil insektisida dan mengakhiri eksperimen yang bernama manusia.

Lihat :

https://theonion.com/disgusted-god-puts-giant-overturned-glass-atop-humanity/

Joyogrand, Malang, Thu', Sept' 04, 2025.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun