Ironisnya, korupsi bukan hanya di kalangan elite politik, tetapi juga sudah merembes dalam keseharian birokrasi. Rakyat kecil pun kerap terjebak pada mentalitas "asal dapat bagian". Maka bangsa ini tidak sekadar punya koruptor, tetapi juga punya ekosistem yang menyuburkan mereka.
Flexing di Tengah Kemiskinan
Indonesia saat ini menghadapi paradoks : di satu sisi, kota-kota besar penuh dengan  gaya hidup hedon, mall mewah, hingga mobil listrik impor. Di sisi lain, data menunjukkan jutaan keluarga masih kesulitan makan layak setiap hari. Flexing di media sosial - baik oleh selebritas, pejabat, maupun anak pejabat - menjadi luka terbuka. Seolah bangsa ini lebih sibuk mempertontonkan pencapaian semu daripada menyelesaikan masalah fundamental : pangan, pendidikan, dan kesehatan.
Politik Tanpa Arah
Satire Tuhan yang kebingungan apakah harus membiarkan manusia atau memusnahkannya bisa dibandingkan dengan kebingungan rakyat menghadapi elite politik. Pilkada, Pilpres, dan kontestasi politik kerap hanya melahirkan kompromi jangka pendek. Tidak ada visi jangka panjang yang jelas. Indonesia tampak seperti kerumunan di bawah kaca : berlarian ke sana kemari, tetapi tidak pernah keluar dari jerat.
Kehilangan Rasa Malu
Di banyak bangsa, rasa malu menjadi kontrol sosial. Tetapi di Indonesia, pejabat yang tertangkap korupsi pun masih bisa tersenyum di depan kamera, bahkan kembali mencalonkan diri. Fenomena ini membuat rakyat merasa seolah bangsa ini memang layak disebut "infestasi" seperti dalam satire The Onion.
Tafsir Religius dan Filosofis
Satire tersebut tentu tidak dimaksudkan untuk benar-benar menggambarkan Tuhan yang jijik. Namun ia mengingatkan kita pada dimensi religius : bila Pencipta melihat dunia saat ini, akankah Ia bangga atau justru muak?
Dalam banyak tradisi agama, manusia disebut Wakil Tuhan di Bumi - pemimpin yang bertugas merawat ciptaan. Tetapi fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya: kita merusak lebih banyak daripada merawat. Maka satire itu justru menampar kesadaran religius : manusia yang mengaku beriman ternyata gagal membuktikan imannya lewat tindakan sosial.
Jalan Keluar dari Kaca