Aku terpekur layu siang itu
Menatap kosong,
Menerawang melalui kaca yang dingin itu
Setetes embun mengalir di siang itu,
Membasuh kepalaku,
Memanggil ingatanku
Sekonyong-konyong ia hadir,
Dari dasar memori ia menyeruak
Desauan dedauanan yang diterpa badai
Seakan mengejek dan menertawaiku
Aku masih saja tak menyadari
Aku sendiri, sejak saat itu
Ingin aku berlari menjangkau pelangi,
Apa daya,
Sepi
Semua tak seindah dulu... Â Â Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!