Mohon tunggu...
Pangeran Perang
Pangeran Perang Mohon Tunggu... Penulis - Akulah si penggembala pena menggoda dalam jiwa sayatan sang penulis syair di/ aksaranya

Pangeran perang, nama pena penulis kelahiran Indramayu, kini kembali menekuni hobi menulis nya. Banyak puisi yang ditulis tapi karyanya tidak pernah di publikasikan dengan alasan tidak perlu karyanya harus dikenal karena menulis puisi adalah hobi dan puisi tersebut hanya untuk dirinya sendiri dalam kisah perjalanan hidup yang dia rangkum menjadi sebuah syair dan puisi, namun karena banyaknya dorongan dari sahabatnya akhirnya dia mencoba untuk publikasikan karyanya dengan mengikuti event- event lomba tulis puisi. Penulis juga bisa di hubungi melalui akun media sosialnya yaitu Ig @pan6eranperan9, atau alamat email pan6eranperan9@gmail.com Fanspage : 𝕻𝖊𝖓𝖌𝖌𝖊𝖒𝖇𝖆𝖑𝖆 𝕻𝖊𝖓𝖆

Selanjutnya

Tutup

Puisi

PUISI | LEMPAR BATU SEMBUNYI TANGAN

30 Januari 2022   19:30 Diperbarui: 30 Januari 2022   20:47 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" LEMPAR BATU SEMBUNYI TANGAN "

Oleh : Pangeran Perang

Sampai kapan aku terus begini
Keadaan semakin menghantui
Kejam tikam menikam
Lempar batu sembunyi tangan
Kau bilang untuk masa depan

Hey dimana untuk masa depan
Jika datang lalu pergi meninggalkan
Lelah berpisah karna adanya campur tangan
Menghancurkan pengharapan dua inshan

Kini kau resah topengnya terbuka
Kau lari datang kembali mencari
Mengulurkan hati tanpa tau diri
Meminta kembali pada pundak ini
Yang dulu pernah kau tak percayai
Tuk jadikan sandaran dalam mengejar mimpi

Sudihkah diriku membuka hati kembali
Setelah kau sadari telah membakar api
Sedangkan luka lama belum terobati
Panas dan perih masih membekas di hati

Karya yang sudah saya buat/bagikan disini sudah berlisensi jadi bilamana ada seseorang yang duplicate atau copas dengan mengganti nama penulisnya tolong beritahu kami dengan menghubungi IG atau email yang tersedia di biodata kami terimakasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun