Anak yang kreatif itu penting. Sebab, kreatif merupakan salah satu energi yang dibutuhkan pada Abad 21. Hal ini hendak menunjukkan bahwa orang tak dapat survive menjalani kehidupan pada Abad 21 kalau ia tak kreatif.
Sekalipun ada energi, atau lebih tepatnya disebut kemampuan, lain yang dibutuhkan dalam menjalani kehidupan pada Abad 21, energi kreatif tak boleh diabaikan.
Apalagi kini orang, termasuk anak, memiliki banyak ruang untuk belajar mengenai kreativitas. Sebab, banyak produk kreatif yang dapat dilihat melalui layar gawai.
Bahkan, lebih lagi, proses produksinya dapat juga diikuti melalui layar gawai sama seperti melihat produknya. Juga, kadang ada tutorialnya.
Saya menerima efek ini melalui istri. Yang, kadang memasak menu baru dengan bantuan tutorial yang dapat dilihat dan diikuti dari media sosial (medsos).
Memasak menu baru dan kami sekeluarga akhirnya dapat menikmatinya merupakan buah kreativitas. Kreativitas tak harus sesuatu yang baru sama sekali.
Tapi, dari upaya  meniru yang pernah dilakukan oleh orang lain, termasuk yang melalui medsos, sebab ia belum pernah melakukannya,  dapat disebut sebagai wujud kreativitas.
Apalagi kalau di dalam meniru ini ada upaya pembaharuan, sedikit saja, misalnya. Tentu yang demikian lebih kreatif. Sebab, ia ingin menemukan yang berbeda.
Dan, yang seperti ini sudah dilakukan oleh banyak orang, mungkin di antaranya, ada yang anak-anak. Bahkan, bisa jadi termasuk anak kita.
Tentu saja kita merasa bangga, bukan? Sebab, mereka dapat menciptakan sesuatu dengan cara melihat dan mengikuti tutorial yang ada di medsos.