Ada banyak doa yang diabadikan dalam Al Qur'an, misalnya "Rabbi habli minash shalihin. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang salih" (QS. Ash Shaffat: 100).
"Rabbi habli min ladunka dzurriyyatan thayyibatan, innaka sami'ud du'a'. Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa" (QS. Ali Imran: 38).
"Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a'yun waj'alna lil muttaqina imama. Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa" (QS. Al-Furqan: 74).
- Kedelapan, Kehadiran Materi
Orangtua wajib memberi kecukupan nafkah kepada anak. Kewajiban nafkah orangtua kepada anak telah menjadi ijma' para ulama. Ibnul Mundzir mengatakan, "Ulama yang kami ketahui, sepakat bahwa seorang lelaki wajib menanggung nafkah anak-anaknya yang masih kecil, yang tidak memiliki harta".
Imam Az-Zailaghi (w. 743 H) dari madzhab Hanafi menyebutkan, "Wajib memberi nafkah dan pakaian kepada anak-anaknya yang kecil dan fakir". Pembatasan masih kecil dan fakir ini maksudnya jika anak itu meski masih kecil atau sudah besar tapi kaya maka tak wajib dinafkahi. Seorang anak laki-laki yang sudah baligh, dia sehat maka bapaknya tak wajib memberinya nafkah, juga tak wajib kepada kerabat yang lain (Maharati Marfuah, 2020).
Imam Ad-Dasuqi dari madzhab Maliki menyebutkan, "Waktu selesainya kewajiban memberi nafkah adalah ketika sudah baligh, dengan syarat anak tersebut tidak gila dan lumpuh". Para ulama menegaskan, apabila anak memiliki harta yang cukup untuk menutupi seluruh kebutuhannya, maka ayah tidak wajib menanggung nafkahnya. Imam Ash-Shan'ani juga mengatakan, "Jika mereka memiliki harta, maka tidak ada kewajiban nafkah atas ayahnya".
Kehadiran materi adalah bagian dari tanggungjawab orangtua terhadap anak. Apabila orangtua tidak memenuhi hak materi terhadap anak, berarti tidak bertanggungjawab. Mereka menelantarkan anak dan membuat kesengsaraan dalam kehidupan anak.
- Kesembilan, Kehadiran Inspirasi dan Motivasi
Orangtua harus selalu berusaha memberikan kekuatan moral kepada anak-anak. Kenyataannya, disadari maupun tidak, orangtua selalu menjadi sumber inspirasi dan motivasi kebaikan bagi anak-anak.
Jika orangtua hadir dengan penuh inspirasi dan motivasi kebaikan, akan menjadi penyemangat dalam hidup anak. Sebaliknya, jika orangtua tampak loyo, tidak bersemangat menjalani hidup, akan memberikan pengaruh buruk pula dalam kehidupan anak.
Maka orangtua harus selalu bersaha memberikan inspirasi dan motivasi terbaik. Saat anak-anak kelelahan, orangtua menjadi obat yang menyegarkan. Saat anak-anak merasa lemah, orangtua memberikan motivasi yang menguatkan. Saat anak resah gelisah, orangtua memberikan inspirasi yang menenangkan. Hal ini juga berlaku sebaliknya, dari anak ke orangtua.
Orangtua selalu berusaha menjadi sahabat yang menenangkan, menyenangkan, menyemangati, memberi inspirasi dan motivasi kebaikan bagi anak-anak. Kegiatan hidup sehari-hari membuat anak terus belajar, terinspirasi dan termotivasi.
- Kesepuluh, Kehadiran Keteladanan